JAKARTA, KOMPAS.com — Mata uang rupiah diperkirakan melemah di tengah variatifnya pergerakan sejumlah mata uang di kawasan Asia. Hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat menentukan kekuatan dollar AS dalam jangka pendek.
Pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis ke Rp 9.626 per dollar AS (kurs tengah Bloomberg).
Berbeda dengan pasar Asia lainnya yang ditutup turun, bursa Indonesia (IHSG) naik tipis 0,26 persen menjadi 4.314,27. Sementara itu harga minyak mentah Brent masih naik menjadi 111,07 dollar AS per barrel (3,1 persen) dan harga WTI turun menjadi 88,35 dollar AS per barrel (0,41 persen).
Menurut ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, pasar global menguat pada perdagangan kemarin. Untuk pasar Asia, hari ini kemungkinan masih akan variatif mengikuti indeks future pasar Asia yang mencatat demikian.
Rupiah diperkirakan memiliki potensi pelemahan di antara Rp 9.630 dan Rp.9.640 per dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.