Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbatasan Bergantung pada Malaysia

Kompas.com - 08/11/2012, 18:56 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan perbatasan atau garis terdepan Indonesia hingga kini masih tertinggal dari perhatian. Hal itu menyebabkan warga di perbatasan masih banyak bergantung pada negara tetangga seperti Malaysia.

Demikian hasil kajian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, bekerjasama dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) selama hampir dua tahun.

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Wilayah Tengah, Endang Kesumayadi, di Jakarta, Kamis (8/11/2012), kajian dilakukan di beberapa kawasan perbatasan Indonesia, seperti Entikong di Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, dan Kabupaten Nunukan.

Fasilitas kesehatan dan pendidikan yang minim, ditambah dengan penghasilan masyarakat yang rendah, membuat banyak warga di perbatasan lebih memilih bekerja, dan menggantungkan hidup di negeri tetangga.

Demikian pula, kegiatan perdagangan masih bergantung pada pasokan negara tetangga, Malaysia. "Jika menunggu pasokan dari pusat, harga kebutuhan pokok lebih tinggi jika dibandingkan dari Malaysia," ujarnya.

Perekonomian kawasan perbatasan masih tertinggal dari daerah lainnya. Kadin bersama BNPP tengah melaksanakan program-program  prorakyat, di garis-garis terdepan wilayah Indonesia tersebut.

Endang mencontohkan, karena transportasi dan komunikasi yang tidak menentu, masyarakat Sulawesi Utara harus menunggu pasokan hingga empat bulan sekali. Sementara untuk wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur harus pergi ke Malaysia, jika ingin mendapatkan barang-barang murah.

Bahan makanan pokok kurang mendapatkan suplai dari Pulau Jawa, karena jarak tempuh dan infrastruktur yang belum memadai. Di satu sisi, peredaran komoditas yang sebagian banyak ilegal itu harus ditertibkan, sehingga diperlukan regulasi khusus dari pemerintah untuk mengisi kekosongan produk, khususnya gula dan kebutuhan pokok lainnya.

Kadin Indonesia mendorong adanya evaluasi regulasi perdagangan, karena daerah perbatasan merupakan pintu masuk beberapa komoditi, khususnya gula konsumsi beserta bahan makanan pokok lainnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com