JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia atau BI menilai tidak mau ikut-ikutan negara lain menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate). Sebab suku bunga acuan BI masih bertahan di level 5,75 persen, dan angka tersebut masih bisa mewakili pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Gubernur BI Darmin Nasution menyatakan sebenarnya BI sudah mempertimbangkan penurunan bunga acuan BI di tahun lalu. "Sudah kita bikin, sudah kita turunkan tahun lalu. Sekarang kita tidak melihat perlu melakukan itu," kata Darmin di Gedung BI Jakarta, Jumat (9/11/2012).
Menurut Darmin, selama 10 bulan terakhir sejak Februari 2012, suku bunga acuan BI masih bertahan di level 5,75 persen. Padahal, Februari 2011, posisi BI Rate masih 6,75 persen dan Oktober 2011 turun 25 bps menjadi 6,5 persen.
Oktober lalu, bank sentral Korea Selatan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 2,75 persen. Padahal, Korea Selatan telah melakukan langkah serupa pada Juli lalu. Sementara itu, Australia memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 3,25 persen. Langkah ini untuk mencegah perlambatan ekonomi yang lebih dalam akibat krisis global.
"Bunga acuan di beberapa negara seperti Australia dan Korea sudah diturunkan. Kenapa kita menurunkan, katanya untuk menjawab dan mengantisipasi perlambatan," tambah Darmin.
Darmin menegaskan, beberapa negara memang merasa perlu melonggarkan moneter. Namun, BI merasa saat ini tidak perlu karena sudah melonggarkan moneter sejak tahun lalu. Tahun lalu, BI memang menaikkan suku bunga acuan sebelum kembali turun. Langkah menaikkan suku bunga itu sebagai bentuk pengetatan moneter untuk menarik dana masyarakat.
Langkah BI saat itu terbukti antisipatif dan akomodatif terhadap kondisi perekonomian global. Di tengah memburuknya perekonomian dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia baik, diiringi kredit perbankan yang baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.