Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Jadi Negara Maju, Indonesia Harus "Keep Buying"

Kompas.com - 13/11/2012, 18:17 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan Indonesia berpotensi menjadi negara maju pada 2030. Salah satu strategi yang diterapkan adalah "keep buying".

"Indonesia berhasil melewati masa krisis dengan baik dan pada tahun 2030 mendatang berpeluang menjadi negara maju. Salah satu strategi yang diterapkan adalah "keep buying"," kata Presiden di acara Komite Ekonomi Nasional (KEN) di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Menurut Presiden, perekonomian Indonesia di masa krisis pada 1998 dan 2008 lalu itu masih bisa diatasi sehingga tidak menimbulkan krisis yang lebih mendalam. Sebab, perekonomian Indonesia masih dikontribusikan dari konsumsi domestik.

Presiden mengingatkan bahwa masyarakat dihimbau untuk tidak berhenti membeli barang dan jasa. Logikanya, dengan masyarakat tidak berhenti membeli barang dan jasa, maka perusahaan dan pabrik akan terus berjalan.

Sebaliknya, bila tidak ada pembelian barang dan jasa maka perusahaan akan bangkrut. Namun bila perusahaan tetap berjalan, maka pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak perlu terjadi.

Dengan tidak ada PHK, maka masyarakat yang bekerja tetap mendapat penghasilan. Nah, penghasilan ini dilakukan kembali untuk membeli barang dan jasa. Efeknya, daya konsumsi masyarakat terus berputar dan semua mendapat imbal baliknya.

"Di sisi lain, kalau masyarakat susah untuk membeli maka pemerintah menyiapkan program-program pro rakyat, seperti bantuan langsung tunai (BLT) dan sebagainya," jelasnya.

Sekadar catatan, Chairman McKinsey Global Institute Raoul Oberman mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi negara maju pada 2030.

Apa saja faktanya? Pertama, tingkat ekonomi Indonesia dinilai paling stabil di dunia. Bahkan, Bank Indonesia sudah menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia paling stabil dalam 4-5 tahun terakhir.

Kedua, sekitar 90 persen pertumbuhan ekonomi nasional berasal dari wilayah di luar Jawa. Jadi, pertumbuhan ekonomi ini bukan hanya terjadi di Jawa atau Jakarta.

Ketiga, sekitar 11 persen ekspor komoditas berasal dari sektor nonmigas. Ini membantah mitos bahwa model pertumbuhan dalam negeri didominasi ekspor.

Keempat, pemakaian sumber daya sudah berkurang, bahkan sudah berkurang hingga 7 persen. Ini juga membantah bahwa sumber daya adalah penopang utama perekonomian.

Kelima, sekitar 60 persen pertumbuhan ekonomi ditopang oleh peningkatan produktivitas. Ini juga membantah bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dari pertumbuhan angkatan kerja.

"Ini saatnya Indonesia untuk tidak hanya menjadi jago kandang saja, tetapi juga harus jadi juara di dunia," kata Raoul di acara KEN "Penyatuan Visi Bersama Menuju Indonesia Maju 2030" di Hotel Ritz Carlton, Sudirman, Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com