Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GP Jamu: Butuh Sinkronisasi Majukan Industri Jamu

Kompas.com - 13/11/2012, 21:37 WIB
Cyprianus Anto Saptowalyono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan industri jamu Indonesia akan semakin meningkat dan diperhitungkan termasuk dalam hal daya saing di dunia - apabila ada sinkronisasi antara akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah. Melalui sinkronisasi tersebut, kebijakan akan terfokus dan mengacu kepentingan industri jamu tanah air.

Demikian ketua panitia Rapat Kerja Nasional Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GP Jamu) yang juga Ketua Bidang Industri dan Perdagangan GP Jamu Putri K Wardani di Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Berdasar data Kementerian Perindustrian, kata Putri, terjadi kenaikan penjualan di industri jamu dari Rp 5 triliun di tahun 2006 menjadi Rp 11 triliun di tahun 2011. Diperkirakan pertumbuhan di tahun ini akan naik 17-18 persen ke tingkat Rp 13 triliun.

"Pertumbuhan ini cukup baik. Namun menurut pandangan saya, angka tersebut belum sebaik dengan potensi yuang dimiliki. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas 6 persen, di mana golongan menengah meningkat signifikan, seharusnya industri jamu bisa tumbuh lebih baik lagi," kata Putri.

Sementara itu Ketua Umum GP Jamu Charles Saerang kembali mengingatkan masih maraknya peredaran jamu berbahan kimia obat di pasaran. Kondisi ini harus segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap citra jamu Indonesia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com