Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha RI Protes Pemerintah Perancis

Kompas.com - 20/11/2012, 09:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia memprotes langkah Pemerintah Perancis yang akan menaikkan bea masuk minyak kelapa sawit mentah (CPO) hingga 300 persen. Upaya Perancis itu adalah bagian dari skenario Eropa untuk menekan pemasaran CPO di kawasan yang tengah dilanda krisis tersebut.

"Langkah Perancis itu tidak mendasar sama sekali. Alasannya juga tidak logis, yakni mengaitkan CPO dengan kesehatan. Mereka pernah menggunakan isu kesehatan, tetapi tidak mampu menekan laju CPO. Sekarang mereka pakai isu itu lagi. Ini adalah bagian dari antisawit. Karena itu, Pemerintah Perancis harus menolak inisiatif dari senator yang mengusulkannya," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Joko Supriyono, di Jakarta, Senin (19/11/2012).

Dia mengatakan, komoditas kelapa sawit dan turunannya telah masuk ke persaingan global. Karena itu, negara-negara Eropa berusaha supaya sumber minyak nabati mereka, yakni kedelai, tetap bertahan. Caranya adalah menerapkan standar yang tinggi, tetapi tidak jelas dasarnya. "Pemerintah seharusnya komplain ke Perancis," katanya.

Dengan produksi CPO sebesar 25 juta ton, Indonesia saat ini menjadi produsen CPO terbesar di dunia. Sumbangan Indonesia terhadap pasokan CPO di pasar global mencapai 47 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia (39 persen). Pasar terbesar CPO Indonesia saat ini adalah India, China, dan Uni Eropa.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, langkah Perancis itu sebagai respons atas desakan masyarakat, pelaku usaha lokal, dan aktivis. Menurut mereka, produk CPO dianggap tidak aman bagi kesehatan sehingga konsumsinya harus dikurangi. "Jadi, tantangan CPO saat ini tidak hanya isu lingkungan, tetapi juga isu kesehatan," ujarnya. (ENY/ITA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

    SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

    Whats New
    Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

    Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

    Whats New
    Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

    Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

    Whats New
    Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

    Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

    Whats New
    Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

    Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

    Whats New
    Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

    Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

    Whats New
    Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

    Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

    Whats New
    RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

    RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

    Whats New
    Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

    Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

    Whats New
    Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

    Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

    Whats New
    Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

    Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

    Whats New
    Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

    Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

    Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

    Whats New
    OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

    OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

    Whats New
    Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

    Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com