Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Lewat CEO Forum

Kompas.com - 27/11/2012, 07:33 WIB

KOMPAS.com -  Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 ini sekitar 6,3 persen. Angka cukup meyakinkan di tengah krisis ekonomi di Eropa yang belum mereda. Indonesia hanya kalah dari pertumbuhan ekonomi China, 7,5 persen. Tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih di atas 6 persen. Bahkan, APBN 2013 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi 6,8 persen.

Investasi dan konsumsi dalam negeri masih tetap diandalkan sebagai mesin pendorong pertumbuhan. Investasi asing masih lumayan. Pada semester I-2012 mencapai Rp 148,1 triliun, sekitar 52 persen dari target setahun sebesar Rp 283,5 triliun. Realisasi ini meningkat 28,1 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Investasi asing menyumbang 107,6 triliun. Investor lokal menyumbang Rp 40,5 triliun. Ada 351.513 tenaga kerja terserap.

Sekalipun tetap bersyukur atas apa yang ada, investasi yang ada ini belum cukup besar, bahkan dikatakan belum optimal. Seharusnya pertumbuhan investasi ini lebih besar. Pertumbuhan ekonomi yang tercipta pun akan lebih tinggi sehingga lapangan kerja yang tercipta juga lebih besar.

Sebuah kenyataan, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia per Agustus 2012 masih 6,14 persen. Agak lumayan dibandingkan dengan 6,32 persen pada Februari 2012 dan 6,56 persen pada Agustus 2011. Namun, pengangguran masih ada.

Alhasil, jumlah penduduk miskin per Maret 2012 masih 29,13 juta orang atau 11,96 persen. Agak berkurang 0,89 juta ketimbang posisi Maret 2011 sebanyak 30,02 juta orang. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi diharapkan bisa lebih besar menekan angka kemiskinan yang ada.

Diingatkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi lagi. Infrastruktur yang tak beranjak membaik menjadi penghambat. Peran perbankan berupa kredit juga belum optimal. Biaya tinggi berupa pungutan liar, suap, dan korupsi membuat daya saing serta daya tarik bagi investasi terkendala. Ini belum lagi regulasi dan kebijakan pusat serta daerah yang tidak saling mendukung iklim investasi. Kalangan bisnis swasta merasakan semua ini.

Diperlukan forum atau wadah yang bisa mempertemukan kalangan swasta, pemerintah, dan perbankan. Kompas100 CEO (Chief Executive Officer) Forum sengaja disiapkan untuk mempertemukan kalangan swasta yang bisa memberikan masukan berkaitan dengan beraneka kendala yang ditemukan langsung di lapangan. Kendala-kendala yang membuat kalangan bisnis swasta tidak bisa bergerak cepat dalam investasi dan menciptakan lapangan kerja.

Di sisi lain, CEO Forum ini juga menghadirkan pihak pemerintah dan perbankan. Para menteri kabinet, Bank Indonesia, dan perbankan akan mendengarkan masukan serta kendala. Tak lupa juga mereka menyampaikan kebijakan yang akan dilakukan. Forum ini sebuah ajang komunikasi, silaturahim, saling melengkapi demi sebuah solusi tepat dan bermanfaat optimal.

Tidak bisa lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sudah relatif baik ini harus dipertahankan. Syukur kalau bisa didorong lebih tinggi demi sebuah Indonesia yang lebih baik. (ppg)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    Whats New
    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Whats New
    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

    Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

    Whats New
    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

    SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

    Whats New
    Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

    Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

    Whats New
    Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

    Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

    Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

    Whats New
    Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

    Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

    Whats New
    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    Whats New
    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Whats New
    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Whats New
    Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

    Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

    Whats New
    Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

    Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com