Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Ekonomi Indonesia di Tengah Turbulensi Dunia

Kompas.com - 28/11/2012, 15:08 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono menjelaskan kondisi perekonomian Indonesia saat ini memang masih dipengaruhi oleh kondisi global. Meski perekonomian Indonesia cenderung ditopang oleh kuatnya daya konsumsi domestik dan kenaikan investasi.

"Perekonomian Indonesia ini memang masih termasuk the lucky one. Kita masih melaju meski cuaca belum menentu. Masih ada turbulensi kecil yang mengganggu," kata Boediono saat menjadi pembicara kunci di Kompas CEO Forum, bertema CEO Bicara, Kabinet Mendengar: Tumbuh Lebih Tinggi atau Stagnan, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (28/11/2012).

Boediono mengatakan, Indonesia masih termasuk beruntung (lucky) karena dinilai telah mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat terkait pertumbuhan ekonomi. Semua menteri dinilainya telah menjalankan sesuai fungsinya. Sementara di negara lain, perekonomiannya justru malah melambat dan justru ada yang hampir berhenti.

"Itu menjadi semacam gambaran bahwa kita tetap harus waspada terhadap apa yang terjadi di global," tambahnya.

Menurut Boediono, kondisi perekonomian global ini memang susah diprediksi. Namun demikian, perekonomian dalam negeri harus diperkuat dengan caranya masing-masing baik dari sumber daya manusia (SDM) maupun perangkatnya. Contohnya saja, Indonesia saat ini memperoleh peringkat utang yang stabil terus menerus, meski ekspor Indonesia terus menurun. Di lain pihak, kondisi investasi terus meningkat.

"Faktor-faktor yang bisa meningkatkan perekonomian harus dijaga, baik dari sisi demand maupun supply-nya," tambahnya.

Di sisi lain, perekonomian tanah air juga masih dipengaruhi oleh kondisi politik, demo buruh dan adanya isu perang saudara antarsuku. "Soal politik, jangan meniru negara-negara yang memberikan contoh jelek. Kita harus jaga agar kapal kita jangan sampai oleng," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com