Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan BI Perlambat Kredit Rumah dan Motor

Kompas.com - 20/12/2012, 16:34 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai pemberlakuan aturan uang muka kredit (loan to value/LTV) di kredit perumahan dan kendaraan bermotor efektif menurunkan kredit tersebut. Sebab kedua jenis kredit ini memang tumbuh lebih cepat dibanding lainnya.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, sejak awal tahun kedua jenis kredit ini tumbuh lebih cepat dibanding biasanya. Bahkan pertumbuhan kreditnya juga melampaui jenis kredit lainnya.

"Di 2012 awal, kita menilai ada overheating di kredit properti dan kredit kendaraan bermotor. Lalu kita perketat dengan aturan LTV, ternyata sudah mulai menurun kedua jenis kredit itu," kata Halim saat diskusi Review dan Outlook 2013 di Hotel Grand Sahid Jakarta, Kamis (20/12/2012).

Menurut Halim, kredit properti terus melonjak khususnya pada properti dengan ukuran di atas 70 meter persegi. Sementara kredit kendaraan bermotor, ini dinilai cukup efektif untuk menekan laju kredit sepeda motor.

Berdasarkan data Gaikindo, pembiayaan sepeda motor di tahun ini diperkirakan malah menurun menjadi 8 juta unit dari sebelumnya 9 juta unit hingga akhir tahun 2012.

"Sehingga pertumbuhan kredit kita sekarang sudah 21-22 persen. Ini sudah relatif baik. Dulu pertumbuhan kedua jenis kredit ini 87 persen. Sekarang sudah 67 persen," ujarnya.

Halim menjelaskan jika kredit properti dan kredit kepemilikan motor ini tidak diatur laju pertumbuhannya, maka hal tersebut akan mengganggu kesehatan kreditnya, khususnya di perbankan. Apalagi bila konsumen telat membayar uang pembiayaannya. Hal ini justru akan meningkatkan rasio kredit bermasalah perbankan maupun industri jasa pembiayaan malah meningkat.

Di sisi lain, penurunan permintaan kendaraan bermotor ini juga disebabkan karena harga komoditas anjlok. Hal ini menyusul penurunan ekspor komoditas kita ke luar negeri.

"Penurunan kredit sepeda motor ini banyak terjadi di luar Jawa. Soalnya harga komoditas yang rata-rata dihasilkan di Indonesia Timur merosot. Ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun juga," ucapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com