Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatalan Pembelian oleh China Tekan Harga Kedelai

Kompas.com - 20/12/2012, 17:14 WIB
Eny Prihtiyani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pada penutupan perdagangan di CBOT (Chicago Board of Trade), Kamis (20/12/2012), harga kedelai berjangka mengalami penurunan . Penurunan harga kedelai dipicu informasi pembatalan pembelian dari konsumen terbesar dunia. Penurunan harga juga terjadi pada jagung.

Eksportir mengatakan, 420.000 metrik ton kedelai untuk pengiriman terdaftar sebelum 1 September dibatalkan, termasuk 300.000 ton ke China.

Amerika Serikat (AS) adalah petani terbesar di dunia dan pengirim terbesar tahun lalu. Pembatalan China menyebabkan pelaku pasar keluar dari pasar dan meningkatkan kekhawatiran perlambatan dalam ekspor AS. Kedelai berjangka untuk pengiriman Maret turun 1,9 persen menjadi ditutup pada 14,605 dollar AS per bushel.

Di Chicago Board of Trade, penurunan terbesar sejak 12 November. Kemarin, harga menyentuh 15,0125 dollar AS, tertinggi sejak 8 November. Namun , kontrak yang paling aktif berjangka telah naik 21 persen tahun ini setelah kekeringan yang menyebabkan output AS berkurang dan mendorong kekhawatiran bahwa pasokan global akan jatuh dalam jangka pendek karena meningkatnya permintaan dari China.

Menurut laporan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kamis (20/12/2012) harga kedelai di Surabaya mencapai Rp.6.663 atau meningkat Rp 46 per kg jika dibandingkan dengan perdagangan Selasa (18/12/2012). Harga kedelai sudah meningkat Rp 1.238 per kg atau meningkat 22.82 persen jika dibandingkan dengan perdagangan pada awal tahun 2012.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka produksi kedelai tahun ini diperkirakan turun 8 persen. Rilis ini tercatat dalam Angka Ramalan II (ARAM II) 2012 yang diumumkan BPS hari ini.

Produksi kedelai tahun ini berdasarkan ARAM II 2012 sebesar 783,16 ribu ton biji kering atau turun 68,13 ribu ton dibandingkan dengan pada tahun lalu. Penurunan produksi ini terjadi di Jawa sebesar 34,06 ribu ton dan di luar Jawa sebesar 34,07 ribu ton.

Penurunan produksi kedelai tahun ini yang relatif besar terdapat di Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara. Faktor penurunan produksi kedelai yaitu akibat penurunan luas panen. BPS mencatat, tahun ini diperkirakan luas panen menyusut 8,32 persen atau turun 51,76 ribu hektare. Saat ini luas lahan kedelai 566.693 hektare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com