Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Tertekan pada Akhir Tahun

Kompas.com - 24/12/2012, 10:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Harga emas bergerak cukup volatil pada akhir pekan lalu. Pada perdagangan Jumat siang (21/12/2012), emas sempat jatuh ke level terendah dalam enam bulan terakhir menjadi 1.635,80 dollar AS per troy unce setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) di kuartal-III tumbuh sebesar 3,1 persen. Ini menjadi peredam ekspektasi bahwa The Fed akan memperbesar stimulus moneter.

Namun, pada perdagangan sore pukul 16.00 WIB, harga emas untuk kontrak pengiriman Februari 2013 di Bursa Comex kembali menguat 0,29 persen, 1.650,70 dollar AS per troy unce. Dalam sepekan, harga emas masih mengalami koreksi sekitar 2,72 persen.

Pelemahan harga komoditas, termasuk emas, disinyalir akibat negosiasi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Kongres  AS yang tersendat. Padahal, Obama pernah memberi target, sebelum Natal, kesepakatan negosiasi untuk menghindari jurang fiskal (fiscal cliff) pada 2013 sudah bisa diambil. 

Secara teknikal, harga emas berpotensi bearish. "Harga emas bisa menyentuh level 1.535 dollar AS per troy unce pada kuartal pertama 2013," kata David Lutz, Head of Exchange Traded, Stifel Nicolaus & Co Baltimore kepada Bloomberg.

Masih akan tertekan

Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, mengatakan, kecemasan pasar masih tetap tinggi selama belum ada keputusan untuk menghindari jurang fiskal di AS. Ini membuat investor lebih suka memegang dollar AS daripada instrumen investasi lain, termasuk emas. "Ini yang membuat harga emas merosot tajam dan membuat emas tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai safe haven," kata Nizar. 

Nizar memprediksi, harga emas masih bisa rebound dengan catatan kesepakatan negosiasi telah tercapai di AS. Ia memprediksi, harga emas bisa naik pada awal  2013.  

Secara teknikal, Nizar melihat, harga emas cenderung bearish terbatas. Indikator moving average (MA) berada di bawah MA 25 dan MA 50. Moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif di level -16, sedangkan indikator relative strength index (RSI) berada di level 26 dari titik oversold 30. Ini mengindikasikan adanya sinyal bullish.  

Indikator stochastic berada di level 10 dari titik oversold 20 juga mengindikasikan sinyal bullish. Keempat indikator ini masing-masing menunjukkan adanya sinyal bearish dan bullish. Namun, dilihat dari pergerakannya, harga emas kemungkinan masih akan mengalami koreksi terbatas.  

Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, memprediksi, emas masih akan terkoreksi hingga akhir tahun. Pasalnya, secara historis, setiap Desember, harga emas selalu terkoreksi karena ada aksi ambil untung alias profit taking. "Dari tiap tahun, kecenderungannya seperti itu, kecuali pada Desember 2008," ungkap Ariston. 

Nizar memprediksi, sampai akhir tahun, harga emas akan bergerak di kisaran 1,620 dollar AS–1.687 dollar AS per troy unce. Ariston memproyeksikan harga emas dalam sepekan ke depan di rentang 1.630 dollar AS hingga 1.680 dollar AS per troy unce. (Noor Muhammad Falih, Agung Jatmiko/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com