Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Bakal Diajak Angkut Daging Sapi

Kompas.com - 27/12/2012, 11:17 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian berharap maskapai pelat merah mau mengangkut daging sapi dari daerah. Hal itu dilakukan agar harga daging di ibukota bisa lebih murah.

"Ya kita tentu akan bicara dengan Menteri BUMN dulu. Mau mematangkan dulu. Kalau menterinya sudah ok, nanti akan ditindaklanjuti ke Garuda Indonesia atau ke Merpati," kata Menteri Pertanian Suswono di Kantor Perekonomian Jakarta, Kamis (27/12/2012).

Keinginan Suswono sebenarnya cukup sederhana. Dia menginginkan agar Indonesia bisa meniru kebijakan di Thailand yaitu maskapai Thai Airline mau mengangkut produk pertanian dari daerah ke ibukota. Hal ini akan memangkas ongkos logistik yang cukup besar. Imbasnya harga produk pertanian di sana untuk di ibukota relatif terjangkau dan tidak perlu impor besar dari negara lain.

Selama ini, persediaan daging sapi di ibukota memang masih ada tambahan daging impor dari Australia. Hal itu disebabkan harga daging sapi impor lebih murah dibandingkan mengambil daging dari daerah. Padahal stok daging sapi di daerah, khususnya Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat masih melimpah. Alangkah lebih baik, persediaan daging di ibukota diambilkan dari daerah tersebut, namun memakai transportasi pesawat udara agar lebih cepat dan ongkosnya murah.

"Di Thailand itu produk ekspornya kompetitif karena maskapai di sana mau membantu produk lokal. Nah kalau maskapai pelat merah mau membantu pasar domestik saja, itu sudah banyak membantu," tambahnya.

Di tempat terpisah, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyambut baik adanya ide tersebut. Namun ide ini akan lebih baik langsung disampaikan ke direksi maskapai yang bersangkutan. "Ide itu bagus, tanya saja langsung ke direksinya," tambahnya.

Kendati demikian, Dahlan masih meragukan maskapai pelat merah tersebut mau mewujudkan ide dari Kementerian Pertanian. Sebab, maskapai ini tentu saja akan menghitung untung ruginya karena maskapai tersebut bersifat bisnis. "Nanti kalau mereka rugi, aku bisa marah," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com