Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di 2012, Industri Reksadana Tumbuh Positif

Kompas.com - 27/12/2012, 13:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri reksadana menorehkan perkembangan yang positif di sepanjang tahun ini. Menurut analis, minat masyarakat untuk berinvestasi pada produk investasi reksadana didorong oleh suku bunga Bank Indonesia yang rendah. 

Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya melihat, jika dilihat dari sisi kualitatif, perkembangan industri reksadana terbilang kinclong. "Secara kualitatif, tahun 2012 menurut saya adalah tahun yang menarik, di mana dari sisi regulasi, muncul beberapa regulasi baru yang membuat industri reksadana semakin berkembang ke depannya," kata Edbert kepada KONTAN, Kamis (27/12/2012).

Selain itu, dia juga memaparkan, tahun 2012 juga ditandai dengan kemunculan perdana produk reksadana jenis Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan aktifnya kembali produk Exchange Traded Fund (ETF). "Munculnya hal-hal tersebut menurut saya menunjukkan bahwa industri reksadana di Indonesia sudah semakin dewasa," jelas Edbert.

Sedangkan dari sisi kuantitatif, total pertumbuhan Unit Penyertaan (UP) selama tahun 2012 masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan UP total reksadana di tahun 2011. Berdasarkan data yang ada, UP reksadana hingga November kemarin hanya tumbuh sebesar 6,02 persen. "Pencapaian ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan selama year to date (ytd) sampai November 2011 yang kenaikannya mencapai 29,22 persen," ungkap Edbert.

Edbert mengamati, di tahun 2012, kenaikan UP paling signifikan terlihat terjadi pada jenis reksadana pendapatan tetap, yaitu sebesar 15,72 persen. Sementara reksadana saham dan reksadana campuran masing-masing UP hanya naik 6,02 persen dan 9,92 persen.

Dengan melihat pola pertumbuhannya yang sangat signifikan pada awal tahun, Edbert menduga pertumbuhan reksadana pendapatan tetap terdongkrak oleh isu kenaikan rating Indonesia menjadi investment grade oleh Standard & Poor.

Peluang di 2013

Bagaimana dengan peluang reksadana tahun depan? Edbert memprediksi, industri reksadana masih akan tumbuh di 2013. "Walaupun dengan pertumbuhan pasar saham dan pasar obligasi yang cukup tinggi di tahun ini membuat kenaikan return reksadana di tahun 2013 berpeluang terbatas," jelas Edbert.

Beberapa faktor yang menurut Edbert yang mampu mendukung industri reksadana tahun 2013 diantaranya adalah kondisi pasar modal dan reksadana yang semakin baik dengan didukung oleh berbagai regulasi. Kedua, adanya berbagai produk baru yang cukup menarik dan bisa jadi menjadi alternatif investasi investor di tahun 2013. Ketiga, IHSG masih akan terus melaju di tahun 2013 dengan prediksi kenaikan 11 persen-14 persen. (Dyah Ayu Kusumaningtyas/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com