Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Tanggapi soal Renovasi Ruangan Rp 14 Miliar

Kompas.com - 27/12/2012, 18:33 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Agus Martowardojo angkat bicara soal tuduhan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) yang menyebut dana renovasi ruang rapat kementeriannya mencapai Rp 14 miliar.

"Saya akan pelajari dan kemudian akan direspons," kata Agus di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (27/12/2012).

Menurut Agus, pihaknya akan mempelajari secara tuntas dugaan pemakaian dana untuk membeli keset dan karpet sekitar Rp 2,5 miliar serta peralatan video conference yang mencapai Rp 11,5 miliar itu.

Kendati demikian, pihaknya tidak akan melakukan gugatan balik terhadap Fitra meski kementeriannya dianggap boros.

"Sebagai institusi yang mengelola keuangan publik, kita akan bekerja sama. Andaikata ada masukan, tetapi kalau seandainya masukan itu diberi waktu, kita bisa tanggapi itu secara baik. Tapi, sifatnya ke media memang idealnya kita dikasih kesempatan," tambahnya.

Sekadar catatan, penggunaan anggaran Kementerian Keuangan di tahun 2012 dikritik. Rupanya, Kementerian Keuangan telah merenovasi ruang rapat hingga menghabiskan dana sekitar Rp 14 miliar.

Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi mengatakan, anggaran sebesar Rp 14 miliar itu untuk membeli keset dan karpet sekitar Rp 2,5 miliar serta peralatan video conference yang mencapai Rp 11,5 miliar.

"Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk tahun 2012 sangat boros dan sangat senang untuk menghamburkan uang negara tanpa berpikir melakukan penghematan anggaran," kata Uchok dalam siaran persnya, Kamis (27/12/2012).

Uchok menilai, renovasi itu tidak adil. Dia membandingkan dengan kondisi di ruang-ruang publik seperti ruang pengadilan yang panas serta tanpa karpet atau keset.

"Mentang-mentang sebagai bendahara negara, Kemenkeu seenaknya mengalokasi anggaran hanya untuk diri sendiri," katanya.

Uchok mengatakan, sikap boros Kemenkeu itu bertolak belakang dengan melesetnya penerimaan pajak tahun 2012. Dari target dalam APBN Perubahaan Tahun 2012 sebesar Rp 1.016 triliun, penerimaan pajak yang tercapai hanya Rp 943,1 triliun.

"Memang sudah kebiasaan tabiat buruk dari Kemenkeu. Biarpun gagal dalam mengejar target pajak yang sudah disepakati pemerintah dengan legislatif, tetap saja senang-senang lantaran tidak ada sanksi yang diberikan kepada pejabat publik yang bertanggung jawab atas kegagalan target penerimaan pajak ini. DPR jangan diam saja dan harus meminta pertanggungjawaban," papar Uchok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com