Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTPN X Dongkrak Produksi dengan Efisiensi, Ekspansi dan Diversifikasi

Kompas.com - 08/01/2013, 21:22 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - PT Perkebunan Nusantara X (Persero) yang bergerak di bidang agribisnis ini kian menancapkan pengaruhnya sebagai market leader industri gula nasional dengan terus melakukan optimalisasi. Sejalan dengan tujuan itu, saat ini mereka tengah melakukan efisiensi, ekspansi wilayah usaha, serta diversifikasi usaha.

Perusahaan yang berpusat di Surabaya itu saat ini telah memiliki 11 Pabrik Gula (PG) dengan luas lahan tebu 72.124 hektar yang tersebar di Jawa Timur. Tren produksi terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, produksi gula mencapai 494.000 ton, di mana jumlah tersebut meningkat sebanyak 8,12 persen dibanding tahun 2011.

"Rendemen juga meningkat menjadi 8,14 persen. Dengan capaiannya itu, PTPN X berkontribusi sebanyak 19 persen total produksi gula nasional yang mencapai 2,5 juta ton," kata Cholidin, Sekretaris PTPN X, saat ditemui di PG Pesantren Baru, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (7/1/2012) kemarin.

Capaian itu, menurut Cholidin, tak lepas dari beberapa langkah efisiensi yang telah dan terus dilakukan perusahaan, seperti revitalisasi mesin pabrik agar dapat menekan biaya maupun konsumsi bahan bakar, pengembangan kemampuan sumber daya manusia, penambahan hari kerja, serta penggunaan listrik mandiri.

Langkah efisiensi tersebut lantas diimbangi dengan pembukaan PG baru di beberapa wilayah, di antaranya Madura. Saat ini di pulau garam itu sudah tersedia lahan seluas 1.200 hektar dan akan mencapai 4.000 hektar pada 2015 nanti. "Persiapan pabrik masih berjalan. Para petani juga terus mendapatkan pelatihan pengembangan skill dalam budidaya tebu. Di sana nanti akan menjadi PG terintegral," imbuhnya.

Dua langkah optimalisasi di atas juga ditopang dengan program diversifikasi usaha berupa produk turunan tebu, yaitu pembuatan Bioethanol, Cogeneration, serta pemanfaatan limbah Bioethanol menjadi energi listrik.

Bioethanol tersebut dihasilkan dari pengolahan gula tunggal yang tidak dapat dikristalkan, atau biasa disebut dengan tetes. Selama ini tetes hanya bernilai ekonomis sekitar Rp 1.000 per kilogramnya, sehingga dapat tingkatkan harganya setelah menjadi Bioethanol. Produksi Bioethanol itu akan dilakukan mulai tahun ini di pabrik seluas 6,5 hektar yang telah dibangun di wilayah Gempolkerep, Mojokerto.

Sedangkan Cogeneration berupa pemanfaatan kelebihan energi pada saat giling, maupun pemanfaatan kelebihan ampas diluar masa giling untuk menghasilkan listrik. Energi listrik itu akan disalurkan melalui kerjasama profit pada Perusahaan Listrik Negara sebagaimana yang sudah dilakukan di PG Ngadiredjo. "Juga ada pemanfaatan limbah Bioethanol menjadi listrik. Untuk ini PTPN X bekerja sama dengan pihak ke 3 untuk membangun powerplant dan listriknya dijual," kata Cholidi.

Melengkapi budidaya tebu dan produksi gula sebagai produk utamanya, PTPN X juga mempunyai 3 perkebunan tembakau, 3 rumah sakit dalam bidang jasa kesehatan, serta 2 anak perusahaan. "Optimalisasi terus dilakukan agar pada 2014 nanti mampu menutup kebutuhan gula nasional sebanyak 5.700.264 ton." pungkas Cholidi.

Sementara itu, partisipasi masyarakat juga dianggap penting oleh perusahaan. PTPN X melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan terus melakukan beragam program pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi, sosial kemasyarakatan dengan anggaran yang cukup besar, hingga Rp 450 miliar. Peruntukannya mulai dari pengembangan kapasitas bertani, permodalan pertanian, serta penguatan usaha mikro, kecil dan menengah.

"Kami menempatkan petani sebagai mitra sejajar yang harus tumbuh berkembang bersama pabrik gula. Begitu pula dengan masyarakat sekitar pabrik, kesejahteraannya terus kami dorong," kata Wasis Pramono, Kepala Bidang PKBL PTPN X, yang turut hadir di PG Pesantren Baru. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com