Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grup Kalla Bidik 60 Persen Saham Jakarta Monorail

Kompas.com - 11/01/2013, 06:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selangkah lagi anak usaha Grup Kalla, PT Bukaka Teknik Utama, akan menguasai PT Jakarta Monorail (JM). Perusahaan milik keluarga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini bertekad menjadi holding company di proyek pembangunan monorel di Ibu Kota yang sempat mangkrak itu.

Meski JM baru menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pekan depan, Grup Kalla telah menyatakan minat menguasai mayoritas saham JM. Grup usaha ini ingin menguasai minimal 60 persen saham. "Untuk menjadi mayoritas, mereka harus memiliki saham di atas 50 persen," kata Juru Bicara JM, Bovanantoo, kepada Kontan, Kamis (10/1/2013).

Irsal Kamaruddin, Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama, membenarkannya. "Kami mengharapkan porsi saham lebih besar di proyek ini," ungkapnya. Berapa persis jumlahnya, kini masih dibahas dan diputuskan pekan depan.

Bukaka akan membeli saham JM milik PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Sebagai gambaran, 91,02 persen saham JM dikuasai oleh PT Indonesia Transit Central (ITC). Adhi Karya memiliki 7,65 persen dan Omnico menguasai 1,3 persen.

Konsorsium ITC merupakan patungan tiga perusahaan, yakni Adhi Karya yang memiliki 24,57 persen. Sisa saham ITC dikuasai PT Global Profex Sinergy dan PT Radiant Utama, perusahaan yang terafiliasi dengan PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS).

Alhasil, total kepemilikan ADHI di JM sebanyak 30 persen. Nah, Grup Kalla akan mengakuisisi 30 persen saham JM milik Adhi Karya. Grup Kalla akan membeli saham JM dari pemegang saham lainnya.

Sebagai catatan, tahun 2009, nilai 7,65 persen saham JM milik ADHI bernilai Rp 13,88 miliar atau Rp 1,8 miliar per 1 persen saham JM. Itu berarti, untuk mendapatkan 60 persen saham, paling tidak Grup Kalla menyiapkan dana Rp 108 miliar, belum termasuk pembayaran tiang monorel yang dibangun ADHI senilai Rp 120 miliar.

Bovanantoo punya hitungan lain. Menurutnya, Grup Kalla minimal harus menyediakan Rp 2 triliun untuk menjadi pengendali JM. Alasannya, "Kebutuhan proyek monorel Rp 7 triliun," kata dia.

Irsal tidak mempermasalahkan berapa pun anggaran yang harus disediakan untuk menguasai JM. Lagi pula, kelompok usaha ini menargetkan 70 persen pembiayaan proyek monorel berasal dari perbankan.

Selain menyiapkan dana, Irsal menyatakan bahwa Grup Kalla sudah menyiapkan rencana bisnis JM, termasuk perhitungan risikonya. "Kami berani membangun monorel di Jakarta berarti sudah mempertimbangkan risikonya," tandasnya. (Fahriyadi, Dadan M. Ramdan/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Whats New
    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Whats New
    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com