Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Penyimpangan Pengelolaan Migas Dicegah

Kompas.com - 11/01/2013, 16:50 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepada jajaran Kementerian ESDM, khususnya kepada pejabat baru yang mengurusi minyak dan gas bumi (migas) agar mencegah penyimpangan dalam pengelolaan migas.

"Dicegah praktik-praktik tidak benar," kata Presiden ketika mengumumkan Kepala Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Wakil Menteri ESDM di Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Presiden menunjuk Rudi Rubiandini sebagai Kepala SKK Migas. Sebelumnya, Rudi menjabat Wakil Menteri ESDM. Selanjutnya, posisi Wamen ESDM akan diisi Susilo Siswo Utomo yang sebelumnya staf khusus Menteri ESDM. Pelantikan akan dilakukan Selasa (15/1/2013) pekan depan.

Sebelumnya, Keputusan Mahkamah Konstitusi pada 13 November 2012 mengamanatkan pembubaran Badan Pengatur Hulu Migas. Selain itu, fungsi BPH Migas dialihkan ke Kementerian ESDM. Pengalihan itu diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2012 .

Melalui perpres itu juga dibentuk SKK Migas yang dipimpin Menteri ESDM Jero Wacik. Dengan demikian, Jero tidak lagi merangkap jabatan Kepala SKK Migas.

Presiden mengatakan, berdasarkan hasil telaah, rangkap jabatan yang selama ini dilakukan Jero tidak tepat. Karena itu jabatan SKK Migas dipisahkan.

"Karena itu kita bentuk SKK Migas ini dan memiliki kepala sendiri, eksekutif sendiri yang bisa menjalankan tugas-tugasnya. Tugas itu harus dijalankan dengan profesional, akuntabel, bisa diaudit. Sengan demikian diyakini tidak ada penyimpangan apapun di dalam mengatur usaha migas," kata Presiden.

Presiden kembali mengingatkan peningkatan produksi migas oleh perusahaan dalam negeri, khususnya Pertamina. Lantaran belum mencukupi, kata Presiden, maka diperlukan kerjasama dengan perusahaan asing.

"Yang penting semua usaha migas itu, apakah dilakukan perusahaan dalam negeri atau perusahaan negara-negara sahabat mesti dicegah adanya praktek tidak benar," pungkas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com