Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Naikkan Harga BBM!

Kompas.com - 12/01/2013, 15:19 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meminta pemerintah segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal itu untuk menekan defisit neraca perdagangan yang semakin parah.

"Kalau harga BBM dinaikkan, maka akan sangat menolong meningkatkan neraca perdagangan yang saat ini defisit," kata Gita, saat ditemui pada acara Kamar Dagang dan Industri (Kadin), di Hotel JW Marriot, Jumat malam (11/1/2013).

Seperti diberitakan, Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-November 2012 mengalami defisit 1,33 miliar dollar AS. Hal itu disebabkan kenaikan impor 9,92 persen (yoy) menjadi 16,92 miliar dollar AS. Impor ini dikontribusikan dari impor migas 4,07 miliar dollar AS dan impor non migas sebesar 3,94 miliar dollar AS.

Menurut Gita, defisit itu tidak seharusnya terjadi bila pemerintah mau dan segera menaikkan harga BBM. Sebab, kondisi ekspor Indonesia saat ini tidak bisa menolong kenaikan impor. "Mudah-mudahan ada koreksi harga minyak, sehingga impor migas kita tidak terus menekan defisit neraca perdagangan," tambahnya.

Sementara, untuk meningkatkan ekspor Indonesia yang terus terpuruk, pihaknya akan melakukan penetrasi ke pasar tradisional di Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Pasar-pasar tersebut kini sudah mulai kelihatan dampaknya dengan adanya kenaikan ekspor di pasar tersebut. "Kenaikan prosentase tinggi, tapi space-nya kecil. Saya sangat berharap ekonomi global lekas pulih agar ekspor komoditas bisa meningkat di tahun ini," tambahnya.

Maklum saja, sekitar 65 persen ekspor Indonesia merupakan barang komoditas. Bila harga komoditas di seluruh dunia mengalami penurunan, otomatis pendapatan dari ekspor tersebut juga anjlok. Di sisi lain, impor Indonesia justru melonjak khususnya dari impor migas. Inilah yang menyebabkan defisit neraca perdagangan.

"Untuk kondisi makro sekarang, sangat sulit untuk optimis," kata Gita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com