Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Ajak Pengusaha Bersedia Berdialog

Kompas.com - 15/01/2013, 08:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Buruh mengajak pengusaha berdialog untuk meminta kenaikan ongkos produksi dari pemilik merek asing agar bisa menaikkan upah sesuai ketentuan. Pemerintah juga harus tegas menolak permohonan penangguhan upah minimum provinsi tahun 2013 yang tidak sesuai aturan.

Demikian benang merah jumpa pers ”Strategi Menghadapi Ancaman Pemutusan Hubungan Kerja Pascakenaikan UMP” di Jakarta, Senin (14/1/2013). Hubungan pengusaha dan buruh memanas sejak pemerintah daerah menaikkan drastis upah minimum provinsi (UMP) 2013.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Alas Kaki Indra Munaswar, aktivis buruh DKI Jakarta Bayu hadir sebagai pembicara. Turut hadir Direktur Eksekutif Trade Union Right Center (TURC) Surya Tjandra dan James W Keady, Direktur Educating for Justice, organisasi nonpemerintah dari Amerika Serikat yang menentang upah murah bagi buruh produk perlengkapan olahraga ternama.

”Pengusaha harus bicara kepada Nike, Adidas, Wacol, dan pemilik merek asing supaya jangan lagi membayar buruh dengan murah. Kalau masih mau membayar upah murah, silakan relokasi ke Semarang (Jawa Tengah) atau Sukabumi (Jawa Barat),” kata Iqbal.

Iqbal mengingatkan pemerintah tegas menjalankan aturan dengan tidak mengobral penangguhan UMP. Menurut Iqbal, sedikitnya 5.000 buruh dalam payung Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) akan berunjuk rasa ke Jakarta, Rabu (16/1). ”Masalah upah ini sensitif. Kalau hari itu terima slip gaji ternyata tidak sesuai UMP, hari itu juga buruh bergerak,” kata Iqbal.

Menurut Indra, industri padat karya produsen produk merek asing yang dijual mahal seharusnya tak menolak UMP. Indra meminta pemerintah mengidentifikasi sektor industri bermasalah lalu menurunkan pajak impor bahan baku.

Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Anton J Supit mengatakan, dalam tataran ideal memang pengusaha bisa meminta kenaikan ongkos produksi. Namun, pemesan bisa dengan mudah mengalihkan order ke negara yang menerapkan upah buruh murah seperti Vietnam dan China. ”Jika merek asing memutus order, bagaimana nasib ratusan ribu buruh yang ada? Iklim investasi harus baik supaya pengusaha bisa punya banyak pilihan,” kata Anton. (ham)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

    Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

    Earn Smart
    Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

    Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

    Earn Smart
    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    Whats New
    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Whats New
    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    Whats New
    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Earn Smart
    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Whats New
    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    Rilis
    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Whats New
    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Whats New
    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

    Whats New
    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    Whats New
    Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

    Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com