Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2013, Titik Nadir Produksi Migas

Kompas.com - 17/01/2013, 07:47 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SSK Migas) Rudi Rubiandini menjelaskan tahun ini merupakan tahun dengan produksi (lifting) minyak dan gas bumi dengan jumlah yang rendah. Pihaknya akan berupaya meningkatkan lifting minyak dari beberapa blok migas.

"Tahun ini merupakan titik nadir lifting migas, tapi kita tetap akan berusaha maksimal. Dari statistik yang kita punya, tahun ini lifting minyak kita rendah," kata Rudi seusai pelantikan dirinya di Kementerian ESDM Jakarta, Rabu (16/1/2013).

Berdasarkan catatan SKK Migas, total lifting migas Indonesia hingga akhir tahun lalu mencapai 840 ribu barel per hari. Tahun ini, pihaknya menargetkan lifting minyak hanya akan mencapai 900 ribu barel per hari. Tahun 2015 mendatang, lifting minyak diperkirakan baru bisa mencapai 1 juta barel per hari.

Rudi mengaku untuk melakukan lifting minyak ini bukanlah perkara yang gampang. Perlu investasi besar untuk melakukan pengeboran. Belum lagi  bila ternyata sumur yang dibor kosong. Ongkos produksinya justru akan lebih besar lagi. Untuk mencapai target tersebut, SKK Migas akan berupaya maksimal melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan lifting minyak.

"Salah satu upayanya adalah bertumpu pada blok Cepu dengan target lifting mencapai 165 ribu barel per hari. Kita juga akan cari blok lain untuk bisa mencapai target tersebut," tambahnya.

Sehingga, pihak SKK Migas mendorong ke operator migas untuk mencari sumur-sumur minyak baru di Indonesia Timur. Selama ini, operator migas hanya mencari sumur migas di Indonesia bagian barat. "Cadangan migas baru kita kebanyakan dieksplorasi dari barat. Itu mencapai 95 persen. Sementara Indonesia Timur belum dieksplorasi lebih jauh, hanya 5 persen saja," tambahnya.

Pihak pemerintah akan memberikan sejumlah insentif untuk mendorong para operator migas mengeksplorasi sumur-sumur migas yang ada di Indonesia Timur. Insentif tersebut akan diberikan kekhususan sendiri dan berbeda saat operator melakukan eksplorasi migas di Indonesia bagian Barat.

"Pokoknya insentifnya beda dengan di Indonesia barat. Di Indonesia Timur kan banyak laut dangkal dan dalam juga. Ini akan lebih diberi insentif lagi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com