Omzet Pedagang Turun Hingga 66,66 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com- Omzet pedagang sayur di pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menurun hingga 66,66 persen, akibat sepi pembeli. Pembeli menjadi berkurang akibat banjir yang terjadi di Jakarta.

Dodi, salah seorang pedagang cabe rawit merah di pasar induk Kramat Jati, mengatakan, omzetnya mengalami penurunan 66,66 persen, dari Rp 300.000 per hari menjadi Rp 100.000 per hari akibat sepi pembeli, semejak terjadi banjir di Jakarta. Sebelum banjir, ia bisa menjual 8 karung per hari cabe rawit merah. Namun, sekarang ia hanya bisa menjual 3 karung per hari.

Wojali, pedagang cabe lainnya, mengatakan, sejak Rabu-Jumat (16-18/1) tidak ada pembeli. "Sekarang belum laku, habis ga ada yang beli", ujar Wojali. Omzetnya turun 60 persen. Sebelum banjir omzetnya Rp 5 juta per hari, sekarang tinggal Rp 2 juta per hari.

Omzet pedagang wortel juga turun 20 persen, dari Rp 15.000 per hari menjadi Rp 12.000 per hari. Lipi, salah satu pedagang wortel di pasar induk Kramat Jati, mengatakan, biasanya sehari wortelnya terjual hingga 5 karung. Namun sekarang tinggal 2 karung per hari. Pembeli sepi sejak banjir melanda Jakarta.

Selain menjual wortel, Lipi juga menjual kol. Omzet penjualan kol turun 50 persen, dari Rp 2 juta per hari menjadi Rp 1 juta per hari. Biasanya dalam sehari ia berhasil menjual 200 kg kol per hari. Namun, semejak Jakarta banjir tinggal 100 kg per hari.

Omzet pedagang kentang turun 42,86 persen, dari Rp 7 juta per hari, menjadi Rp 4 juta per hari. Boy pedagang wortel di pasar induk Kramat Jati mengatakan, biasanya sehari ia menjual 2 ton wortel. Sekarang, ia hanya bisa menjual 1 ton wortel per hari." Sejak dua hari ini sepi pembeli mas. Stok yang lama aja susah habisnya", ujar Boy.