Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Produksi Minyak Turun, Gas Digenjot

Kompas.com - 21/01/2013, 18:49 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menginginkan agar ada kompensasi saat produksi (lifting) minyak dan gas bumi Indonesia turun di tahun ini dengan cara menaikkan lifting gas.

"Target lifting yang lebih rendah dari sebelumnya harus dicari solusinya bisa melalui peningkatan gas. Ini yang utama," kata Agus saat ditemui di Kantor Pelindo II Jakarta Utara, Senin (21/1/2013).

Menurut Agus, wewenang untuk produksi migas ini berada di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun pihaknya akan mendukung setiap upaya untuk meningkatkan lifting migas di Tanah Air. Hal ini memang untuk memenuhi pasokan migas di dalam negeri.

Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), total lifting migas Indonesia hingga akhir tahun lalu mencapai 840 ribu barel per hari. Tahun ini, pihaknya menargetkan lifting minyak hanya akan mencapai 830 ribu barel per hari.

Atau dalam rentang optimisme SKK Migas, lifting migas di tahun ini hanya sekitar 850-900 ribu barel per hari. Tahun 2015 mendatang, lifting minyak diperkirakan baru bisa mencapai 1 juta barel per hari.

Salah satu upayanya adalah bertumpu pada blok Cepu dengan target lifting mencapai 165 ribu barel per hari. Namun bila upaya meningkatkan lifting gas belum mampu dilakukan, maka pihaknya akan menghemat konsumsi volume minyak. Di sisi lain, pemerintah juga akan memangkas belanja negara.

"Belanja pemerintah harus dipotong agar tidak terjadi kelebihan pengeluaran negara," tambahnya.

Terkait penurunan lifting minyak di tahun ini apakah akan berimbas ke 2014, Agus belum dapat memberi kepastian.

"Dari sekarang sudah bisa diperbaiki kontrak-kontrak migas bersama mitra, jadi kita bisa mendapatkan harapan dari teknologi yang akan digunakan untuk memproduksi migas," ungkapnya.

Seperti diberitakan, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SSK Migas) Rudi Rubiandini menjelaskan tahun ini merupakan tahun dengan produksi minyak dan gas bumi dengan jumlah yang rendah. Pihaknya akan berupaya meningkatkan lifting minyak dari beberapa blok migas.

"Tahun ini merupakan titik nadir lifting migas, tapi kita tetap akan berusaha maksimal. Dari statistik yang kita punya, tahun ini lifting minyak kita rendah," kata Rudi seusai pelantikan dirinya di Kementerian ESDM Jakarta, Rabu (16/1/2013) lalu.

Rudi mengaku untuk melakukan lifting minyak ini bukanlah perkara yang gampang. Perlu investasi besar untuk melakukan pengeboran. Belum lagi  bila ternyata sumur yang dibor kosong. Ongkos produksinya justru akan lebih besar lagi.

Untuk mencapai target tersebut, SKK Migas akan berupaya maksimal melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan lifting minyak.

"Salah satu upayanya adalah bertumpu pada blok Cepu dengan target lifting mencapai 165 ribu barel per hari. Kita juga akan cari blok lain untuk bisa mencapai target tersebut," tambahnya.

Sehingga, pihak SKK Migas mendorong ke operator migas untuk mencari sumur-sumur minyak baru di Indonesia Timur. Selama ini, operator migas hanya mencari sumur migas di Indonesia bagian barat.

"Cadangan migas baru kita kebanyakan dieksplorasi dari barat. Itu mencapai 95 persen. Sementara Indonesia Timur belum dieksplorasi lebih jauh, hanya 5 persen saja," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com