JAKARTA, KOMPAS.com - Daya saing crude palm oil (CPO) Indonesia terus melemah, seiring kebijakan yang ditempuh Malaysia dan India. Malaysia memutuskan untuk melanjutkan kebijakan bea keluar nol persen di bulan Februari mendatang , sementara India akan menerapkan bea masuk sebesar 2,5 persen untuk CPO dan 7,5 persen untuk minyak goreng. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Joko Supriyono, di Jakarta, Senin (21/1/2013) mengatakan, India menjadi pasar utama bagi ekspor CPO dan produk turunan. Pada 2011-2012, India mengimpor hingga 10,2 juta ton. Angka ini setara dengan 80 persen impor minyak nabati di India. India mengimpor dari Indonesia dan Malaysia. India juga mengimpor minyak kedelai dari Brazil dan Argentina. "Penerapan bea masuk itu jelas akan memukul Indonesia. Kita pasti kalah bersaing dengan Malaysia. Dengan bea keluar nol persen, Malaysia bisa jual CPO lebih murah ke India. Ini seharusnya disikapi pemerintah. Sampai kapan kita bertahan dengan bea keluar tinggi," paparnya.