Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memburu Barang Bermutu

Kompas.com - 25/01/2013, 15:33 WIB

KOMPAS.com- Beberapa tahun terakhir di dunia ritel muncul fenomena menarik. Sejumlah usahawan di pelbagai negara membuka toko yang menjual barang-barang berkualitas, tetapi tanpa merek. Produsennya mau menjual produk bermutu, tetapi tidak memerlukan merek sebagai penarik pembeli.

Fenomena itu di antaranya tampak di sejumlah kota di Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, Singapura, dan bahkan di beberapa mal di Jakarta. Barang-barang yang dijual berkualitas, tidak kalah dari merek komoditas papan atas, tetapi pembeli tidak perlu silau dengan merek komoditas tersebut.

Beragam barang yang dijual, dari tas, kaus, kemeja, jaket, handuk mandi, topi, koper, tas kerja, peralatan komputer, teh, kopi, cokelat, dan makanan ringan. Aneka barang dagangan tersebut hanya mencantumkan tanggal produksi, masa layak pakai, kegunaannya. Juga, kalau kemeja atau sepatu, hanya mencantumkan ukurannya. Itu saja, tidak dilabeli merek dagang.

Ini menarik, sebab di tengah ingar-bingar perburuan barang-barang bermerek, muncul genre baru yang menawarkan barang tak bermerek, tetapi bermutu. Sejumlah usahawan Indonesia kagum dengan genre baru ini sebab barang-barang tersebut benar-benar bermutu. Sebutlah, misalnya, tas komputer. Bentuknya pipih, terbuat dari separuh kulit-separuh kain tebal. Dari huruf-huruf yang ditabalkan di tas itu dapat diketahui bahwa tas tersebut buatan Jepang.

Apa yang istimewa? Tas itu ringan, enak dibawa. Modelnya keren, orisinal, sama sekali tidak ada aroma murahan. Kalau dibandingkan dengan harga tas-tas komputer dari merek tertentu, amat berbeda. Tas bermerek dari negara tertentu, harganya bisa sampai Rp 25 juta. Akan tetapi, tas tanpa merek ini hanya Rp 110.000. Atau, harga cokelat dari merek tertentu mencapai Rp 130.000 per bungkus, ini hanya Rp 40.000.

Harganya berbeda, tetapi kualitas tidak banyak terpaut. Bedanya, barang bermerek itu memberikan prestise atau gengsi. Asyik dibawa ke mana-mana. Akan tetapi, untuk barang tidak bermerek tersebut, sebetulnya tidak kurang memesona. Ia tampak ringkas, model mengikuti perkembangan zaman. Warga yang tidak mendewakan merek, tetapi suka barang berkualitas, tentu sangat suka barang menarik ini. Harga jauh lebih miring.

Tulisan tentang genre baru ini sengaja ditampilkan untuk mengapresiasi orang-orang di belakang produk kreatif tersebut. Karena mereka tahu keinginan pasar, produk seperti itu diluncurkan untuk menyapa konsumen. Sambutan atas mereka ternyata sangat luas sehingga bisnis ini berkembang pesat.

Secara sederhana, produsen barang seperti ini sejalan dengan selera konsumen akan barang bermutu tidak bermerek, tetapi menawarkan keunikan. Produsen seperti ini sadar bahwa untuk kelanggengan usaha, produk yang diluncurkan ke pasar harus punya diferensiasi.

Alangkah bagusnya jika para usahawan di sini juga menghasilkan produk bermutu, layak edar di luar negeri, dan genre baru dalam pentas bisnis. Patut diakui, kini banyak usahawan Indonesia yang melakukannya, tetapi kita toh tetap merindukan lebih banyak usahawan Indonesia yang meluncurkan produk yang benar-benar diterima pasar dunia. (Abun Sanda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com