Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Penghentian Impor Hortikultura Jangan Rugikan Pengusaha

Kompas.com - 28/01/2013, 16:23 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sepakat impor hortikoltura dihentikan. Hal ini akan melindungi pengusaha hortikultura di tanah air.

Wakil Ketua Kadin bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog Natsir Mansyur menjelaskan kebijakan ini memang dinilai hanya sementara. Sehingga diperkirakan tidak akan mengganggu pengusaha di bidang ini.

"Pada dasarnya kami setuju dengan kebijakan ini. Tapi jangan sampai merugikan pengusaha," kata Natsir saat ditemui di Rapat Kerja Pemerintah 2013 di Jakarta Convention Center, Senin (28/1/2013).

Menurut Natsir, keinginan pemerintah untuk melindungi pengusaha lokal juga memang harus dilakukan. Namun pemerintah juga diminta melindungi importir yang juga didominasi oleh pengusaha lokal juga.

"Importir itu kan luas, sangat banyak. Jadi jangan sampai kebijakan itu merugikan pengusaha," tambahnya.

Saat ini, pihaknya mengaku sedang membicarakan kebijakan tersebut dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Hal ini untuk memperjelas kebijakan impor hortikultura tersebut.

"Dari awal kami sudah bicara dengan pemerintah. Jangan cepat-cepat impor dulu. Pemerintah harus melakukan beberapa solusi sebelum melakukan impor," katanya.

Seperti diberitakan, pemerintah menghentikan impor 13 jenis produk hortikultura mulai Januari 2013. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan masa panen di dalam negeri yang pasokannya melimpah sehingga tidak perlu tambahan pasokan hortikultura dari impor. 

Sebanyak 13 jenis produk hortikultura tersebut adalah kentang, kubis, wortel, cabai, nanas, melon, pisang, mangga, pepaya, durian, bunga krisan, bunga anggrek dan bunga heliconia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com