Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Kontrol Kurs Acuan Ringgit

Kompas.com - 29/01/2013, 11:59 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Bank sentral Malaysia memerintahkan bank-bank lokal untuk menggunakan acuan kurs dari asosiasi valas Malaysia untuk kontrak-kontrak ringgit.

Perintah bank sentral Malaysia ini berarti para trader valas negeri jiran tak bisa lagi menggunakan acuan kurs alias fixing dari Singapura yang biasanya mereka gunakan di pasar.

Bank sentral Malaysia mengirimkan perintah ini kepada pimpinan-pimpinan bank di Malaysia pada Jumat lalu. Para trader di Kuala Lumpur berkata bahwa bank sentral tak memberi alasan apa pun atas aturan ini.

Para trader yang bicara tanpa mau dimuat namanya mengungkapkan bahwa bank-bank di dalam negeri telah diberi tahu untuk menggunakan kurs ringgit spot yang didapat dari rata-rata kontribusi kurs 12 bank yang melakukan perdagangan ringgit onshore. Kurs itu dikelola oleh Association Cambiste Internationale (ACI).

Padahal, banyak di antara mereka yang menggunakan acuan kurs yang disediakan oleh Association of Banks in Singapore (ABS). ABS menetapkan acuan kurs termasuk kurs spot mata uang dam suku bunga untuk ringgit, dollar Singapura, Thai baht, dan rupiah.

ABS menolak berkomentar soal ini.

"Untuk informasi, bank onshore yang berlisensi perlu memastikan penggunaan fixing USDMYR Malaysia sebagai referensi harga kontrak valas yang melibatkan ringgit. Tak ada fixing lainnya yang boleh digunakan sebagai referensi," demikian bunyi surat Bank Negara Malaysia kepada bank-bank yang telah dilihat Reuters.

Kurs acuan atau fixing digunakan oleh bank sebagai harga transaksi kontrak forward onshore yang jatuh tempo dan harga non-deliverable forwards (NDF) di pasar luar negeri atau offshore.

Bank sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore, telah memerintahkan bank-bank untuk membantu menetapkan suku bunga pinjaman anterbank dan kurs NDF untuk meninjau ulang proses fixing tahun lalu. Perintah ini diberikan setelah regulator Amerika dan Inggris membongkar manipulasi Libor (London interbank offered rate).

Sumber Reuters yang mengetahui masalah itu mengatakan bahwa review internal di bank-bank Singapura telah menemukan bukti bahwa para trader berkolusi untuk memanipulasi kurs di pasar NDF. Namun, ia tak mengatakan secara spesifik kemungkinan penyimpangan yang dilakukan oleh bank atau trader. Reuters juga menulis belum menemukan bukti independen adanya penyimpangan itu. (Rika Theo/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com