Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Mampu Bertahan di Tengah Pelemahan Global

Kompas.com - 30/01/2013, 19:20 WIB
Anastasia Joice

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - MasterCard Worldwide di Singapura, Selasa (30/1/2013) merilis laporan pandangan (Insight Report) terbaru.

Laporan itu memberikan peniliaan, sejauh mana pertumbuhan ekonomi global yang mengalami perlambatan, khususnya perlambatan ekspor barang, akan berdampak pada tingkat keyakinan konsumen di pasar-pasar utama di kawasan Asia/Pasifik dan Timur Tengah.

Demikian keterangan tertulis dari MasterCard Worldwide.

Laporan tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia masuk ke dalam kategori netral dengan nilai korelasi koefisien sebesar 0,32, dan berada di peringkat ketiga bersama dengan Thailand. Ketahanan Indonesia disebabkan adanya pertumbuhan konsumsi sektor swasta yang kuat pada dekade terakhir. Hal ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, serta penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan.

Laporan dengan judul Keyakinan Konsumen pada saat Ekonomi Global yang Lemah: Indeks Ketahanan Kuartal 1 2013 (Consumer Confidence in a Weak Global Economy: An Index of Resilience 1Q, 2013), didasarkan pada analisis korelasi dari MasterCard Worldwide Index of Consumer Confidence (MWICC), terhadap pertumbuhan ekspor barang dangan di 17 negara di Asia/Pasifik dan Timur Tengah. Itu merupakan survei keyakinan konsumen paling komprehensif dan paling lama di kawasan Asia Pasifik.

Pasar dengan tingkat keyakinan konsumen tertinggi, serta pasar-pasar yang paling tahan terhadap perlambatan ekspor barang dagangan memiliki potensi paling kuat untuk bertahan pada situasi krisis ekonomi. Sementara pada ujung spektrum yang berlawanan, pasar dengan tingkat keyakinan konsumen yang sangat rendah dan pasar-pasar yang juga paling rentan terhadap perlambatan ekspor barang dagangan memiliki potensi paling rendah.

Dari seluruh pasar yang disurvei, Jepang, Hongkong, dan Filipina menduduki peringkat tertinggi pada indeks dengan predikat "relatif kuat". Sementara Singapura, Arab Saudi, Kuwait, dan UEA menduduki peringkat terendah dengan predikat "sangat rentan." Indeks dan laporan yang menyertainya tidak mencerminkan kinerja keuangan MasterCard.

 

"Pertumbuhan yang sangat kuat pada permintaan global yang kita lihat selama dekade 2000-2010 sangatlah unik dalam berbagai hal. Didukung oleh peningkatan likuiditas global yang belum pernah terjadi sebelumnya, hal ini mampu memberikan dorongan luar biasa terhadap ekonomi yang berorientasi ekspor di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah," Dr Yuwa Hedrick-Wong, global economic advisor for MasterCard Worldwide dan salah satu penulis laporan tersebut.

"Namun pertumbuhan permintaan global akan sangat melemah dibandingkan sebelumnya. Terus terang, mengulangi performa yang tinggi seperti sebelumnya memiliki kemungkinan yang amat kecil," tambah Yuwa.

Ia menambahkan, "Bagi banyak pasar (negara) di kawasan Asia/Pasifik dan Timur Tengah, terutama yang berorientasi ekspor, perkiraan melambatnya pertumbuhan ekonomi global akan memiliki arti melemahnya permintaan ekspor."

Dengan demikian, lanjutnya, kemampuan mereka untuk meningkatkan permintaan domestik, terutama konsumsi swasta, akan menjadi penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Sejauh mana kemungkinan keberhasilan mereka, akan tergantung pada bagaimana tingkat kepercayaan konsumen di pasar-pasar tersebut.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com