Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Incar Relokasi Pabrik ke Indonesia

Kompas.com - 12/02/2013, 09:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nampaknya, bakal semakin banyak perusahaan asal Jepang yang berinvestasi di Indonesia. Sejumlah pengusaha asal negeri Matahari Terbit itu berniat untuk merelokasi pabrik dari Jepang.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan, beberapa pengusaha dari Jepang yang tergabung dalam Kaikeren (Kansai Economic Federation) sedang mencari informasi soal lokasi yang ideal untuk membangun fasilitas produksi. Kaikeren adalah federasi perusahaan yang beroperasi di kawasan industri Kansai, Jepang.

Menurut Hidayat, beberapa perusahaan asal Jepang berniat merelokasi pabrik ke Indonesia. Makanya, mereka ingin memastikan kondisi infrastruktur di dalam negeri, baik yang sudah maupun yang belum tersedia.

Masalah infrastruktur menjadi perhatian besar perusahaan asal Jepang ini, lantaran unit usaha yang akan direlokasi berjumlah besar. "Mereka datang 40 orang yang mewakili 1.400 perusahaan, untuk menjajaki investasi di Indonesia, karena mereka akan relokasi besar-besaran," kata Hidayat usai bertemu perwakilan Kaikeren, Senin (11/2/2013).

Menurutnya, urusan infrastruktur ini pun sudah dibahas pemerintah kedua negara dalam program Metropolitan Priority Area (MPA). Program ini membahas pembangunan infrastruktur khususnya di kawasan Jawa Barat atau Grater Jakarta untuk mendukung rencana investasi perusahaan asal Jepang di Indonesia.

Salah satu yang dibahas adalah pembangunan pelabuhan Cilamaya. Kata Hidayat, Jepang akan akan membangun pelabuhan tersebut dengan sistem build operation transfer. Artinya, pelabuhan tersebut nantinya akan diserahkan kepada pemerintah Indonesia sebagai aset negara. "Rentang waktu penyerahan antara 25-30 tahun," ujarnya.

Nah, untuk menampung rencana investasi perusahaan-Jepang itu, pemerintah sedang menyiapkan lahan industri baru seluas 3.000 hektare, sesuai permintaan Keikeren. Rencananya, kawasan industri baru itu berlokasi di Karawang, karena di wilayah ini sudah banyak pabrik milik perusahaan asal Jepang. Selain itu, kawasan Subang juga menjadi alternatif, karena banyak lahan tidak produktif.

"Kami berkomitmen untuk terus menjalin kerjasama dengan Indonesia, salah satunya di bidang industri dan ekonomi," imbuh Chairman Kankeiren, Shosuke Mori.

Sebelumnya beberapa perusahaan asal Jepang juga sudah menegaskan komitmen untuk menanamkan investasi di Indonesia. Salah satunya,  Toyota Group yang berniat berinvestasi dalam jangka panjang.

Presiden Toyota Motor Corporation (TMC) Akio Toyoda menyebut, perusahaan berencana menambah investasi di Indonesia hingga mencapai Rp 26 triliun. Investasi itu akan dilakukan bertahap sampai 2020 mendatang. Adapun, investasi tahap awal sebesar Rp 13 triliun. (Tendi Mahadi/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com