Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantau Kedelai, Gita Temui Perajin Tempe

Kompas.com - 20/02/2013, 15:44 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan melakukan kunjungan kerja ke Kampung Semanan Kalideres Jakarta Barat. Tujuannya untuk memantau harga kedelai yang menjadi bahan baku utama tahu dan tempe.

Mendag bertemu dengan 250 perajin yang mewakili 900 perajin yang sedang memproses pembuatan tahu tempe, suatu kegiatan yang berada di bawah binaan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Kopti Semanan.

Dalam kunjungan tersebut, Mendag juga melakukan dialog dengan para perajin tahu tempe. Hingga saat ini jumlah bahan baku kedelai yang dibutuhkan oleh para pengrajin sebanyak 61.910 kg per hari atau sekitar 53 kg per hari per perajin. Keseluruhan kebutuhan kedelai tersebut dipenuhi melalui Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia atau Primkopti "Swakerta" Jakarta Barat.

"Ini pertama kali saya melihat pengrajin tahu dan tempe. Tujuan utama saya ke sini adalah untuk mendengar secara langsung serta menggali pengalaman dan aspirasi para perajin tahu dan tempe," kata Gita saat di Kalideres Jakarta, Rabu (20/2/2013).

Menurut Gita, kunjungan kerjanya ini dilakukan untuk menciptakan stabilitas harga khususnya harga kedelai yang menjadi bahan baku utama tahu dan tempe. Sebab, harga kedelai ini bisa berubah sering sehingga menyebabkan gejolak harga tahu dan tempe di pasar. Di sisi lain, Kementerian Perdagangan sendiri juga akan merilis aturan untuk stabilisasi harga, khususnya komoditas kedelai.

Hingga saat ini, aturan tersebut sudah ditandatangani namun belum ditandatangani oleh Presiden. "Pada setiap sidang kabinet dan rapat koordinasi, aturan ini selalu saya singgung. Kalau Perpresnya sudah keluar, maka Permendag-nya juga bisa keluar untuk mengatur harga," tambahnya.

Isi dari aturan tersebut sebenarnya ingin menjaga stabilitas harga kedelai serta memberi kepastian kepada petani agar petani terus dapat meningkatkan produksi kedelainya. Ini dibuat juga agar petani dan pengrajin bisa sama-sama untung. "Yang dijaga konsumen, jangan sampai dirugikan. Konsumen ini harus bisa beli tahu dan tempe dengan harga terjangkau," tambahnya.

Dengan stabilisasi harga dan mengetahui pasokan kedelai ini, maka pemerintah pun juga bisa memperkirakan apabila masih diperlukan importasi kedelai.

"Kami bukan anti impor. Sebab kalau terjadi gejolak harga di luar negeri dan cuaca buruk di AS, Brazil atau Argentina. Makanya perlu stabilisasi harga dan mengerti jumlah pasokan, supaya kita juga bisa kurangi impor," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com