Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Persen Kebutuhan Kedelai Nasional Dipenuhi dari Impor

Kompas.com - 20/02/2013, 16:44 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan, kebutuhan kedelai nasional saat ini mencapai 2,5 juta ton setahun.  Sebanyak 1,8 juta ton kebutuhan tersebut ternyata dipenuhi dari impor.

"Saat ini 70 persen dari kebutuhan kedelai nasional dipenuhi dari impor," kata Gita di Jakarta, Rabu (20/2/2013).

Menurut Gita, dengan kondisi tersebut maka pemerintah perlu memastikan pasokan dan harga kedelai mengenai Program Stabilisasi Harga Kedelai. Saat ini, ketergantungan terhadap kedelai impor masih cukup tinggi, khususnya untuk kebutuhan bahan baku tahu tempe yang membutuhkan kedelain dengan jenis dan kualitas khusus.

Dengan program Stabilisasi Harga Kedelai ini diharapkan dapat membantu mengurangi fluktuasi harga kedelai sekaligus menjaga keseimbagan antara ketersediaan dan permintaan kedelai. "Apabila fluktuasi harga dapat dikendalikan, maka kenaikan maupun penurunan harga dapat diprediksi sebelumnya. Sehingga baik petani kedelai maupun pengrajin tahu tempe dapat memperkirakan besaran biaya produksi," tambahnya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina menambahkan, program Stabilisasi Harga Kedelai tersebut diharapkan dapat memberikan kepastian usaha bagi pengrajin tahu tempe dan mendorong peningkatan produksi kedelai dalam negeri. Sehingga menciptakan sinergi antara produksi di sektor hulu dengan industri pengguna di sektor hilir.

Berdasarkan harga rata-rata nasional bahan pangan pokok per tanggal 15 Februari 2013, harga kedelai lokal tercatat sebesar Rp 9.366/kg, turun 2,75 persen dari harga bulan sebelumnya yaitu sebesar Rp 9.624/kg. Sedangkan untuk kedelai impor tercatat sebesar Rp 9.040/kg, mengalami penurunan 2,68 persen dari harga bulan sebelumnya sebesar Rp 9.283/kg.

Atas hal ini, pemerintah mengatakan bahwa harga kedelai amat tergantung dengan harga kedelai impor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com