Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merpati Akan Hapus Rute Merugi

Kompas.com - 25/02/2013, 16:08 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Merpati Nusantara Airline berencana menghapus rute-rute yang tidak memberikan kontribusi ke pendapatan perseroan. Selama ini masih banyak rutenya yang tidak produktif.

Direktur Utama Merpati Nusantara Airline Rudy Setyopurnomo menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mengelaborasi rute-rute mana saja yang merugi. Sekaligus menata ulang soal harga tiket penerbangan hingga masalah beban operasional yang harus dikeluarkan. Sebab, tahun ini perseroan berkeinginan ingin meningkatkan pendapatan operasionalnya.

"Kita akan lakukan penghematan besar-besaran, termasuk soal rute yang merugi. Contohnya saja rute Jakarta-Bandung. Masa penumpangnya kalah dengan travel yang cuma empat orang," Rudy saat konferensi pers di kantornya, Kemayoran Jakarta, Senin (25/2/2013).

Namun Rudy masih enggan menjelaskan rute mana lagi yang merugi. Sebab tahun ini perseroan akan berupaya melakukan pembenahan di sisi internal khususnya dari sisi keuangan dengan cara melakukan restrukturisasi utang. Pihaknya juga akan menyelesaikan audit kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal dana talangan ke perseroan sebesar Rp 561 miliar.

"Kami juga dipertanyakan, anggaran itu untuk apa saja. Ini dilakukan oleh direksi sebelumnya, tapi saya ditanyai anggaran itu untuk apa saja," tambahnya.

Rudy mencontohkan keanehan anggaran di neraca keuangannya. Seakan tidak percaya, Rudy membeberkan ada anggaran untuk acara ulang tahun mencapai Rp 21 miliar bahkan hingga pembuatan kalender sebesar Rp 2 miliar.

"Sambil ini ditata, kami akan menata rute. Ini dilakukan agar pendapatan kami naik dan investor bisa datang," tambahnya.

Rudy menegaskan rute-rute yang akan dipangkas adalah rute-rute dengan tingkat isian penumpang kurang dari 60 persen. Sebab hal ini akan merugikan perseroan karena beban untuk pembelian bahan bakar avtur saja sudah sebesar 40-60 persen dari biaya per satu kali penerbangan.

"Kalau load factor kurang dari 60 persen, kita sudah pasti merugi. Sebab biaya untuk beli avtur saja sudah 40-60 persen. Belum lagi biaya lainnya," katanya.

Rudy menargetkan pembenahan dari sisi internal ini akan dilakukannya selama dua tahun mendatang. Sebab, perseroan menginginkan ada rencana Initial Public Offering (IPO) pada 2015.

"Maksud kami IPO itu biar laporan keuangan kami transparan dan bisa diawasi publik. Sebab keuangan kami selama ini dianggap bermasalah karena ada dugaan yang korupsi baik korupsi uang tiket hingga uang bahan bakar," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com