Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Inflasi Februari di Luar Perkiraan

Kompas.com - 01/03/2013, 15:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan laju inflasi pada Februari 2013 yang mencapai 0,75 persen, diluar perkiraan pemerintah yang sebelumnya hanya memprediksi sebesar 0,3-0,4 persen.

"Angka 0,7 persen itu diatas yang kita perkirakan, ini perlu studi apa yang menjadi pendorong (inflasi), dugaan saya terkait dengan pangan," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/3/2013).

Agus mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia akan mengkaji lebih lanjut faktor yang menjadi pemicu tingginya laju inflasi pada awal tahun, sehingga menyebabkan tingkat inflasi tahun kalender 2013 tercatat 1,79 persen.

"Kita kaji dalam pertemuan antara pemerintah dan pembahasan dengan Bank Indonesia, supaya bisa merespon dengan tepat. Tapi 1,7 persen di dua bulan pertama, ini cukup tinggi dan akan kita sikapi," ujarnya.

Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro memperkirakan kebijakan pembatasan impor komoditas holtikultura menjadi salah satu penyebab inflasi Februari yang diluar prediksi.

"Mungkin efek dari beberapa harga pangan yang regulasi impornya terganggu. Jadi semua buah dan daging jadi mahal," katanya.

Untuk itu, ia mengharapkan adanya kebijakan lain untuk menekan inflasi dan meminta Kementerian Pertanian untuk mengkaji dampak serta efektivitas dari kebijakan pembatasan impor tersebut.

"Kementerian Pertanian harus memperhatikan, jangan hanya terpaku pada kepentingan swasembada, tapi juga pengaruh ke inflasinya dengan melihat, kalau harga domestik jadi tinggi, yang rugi masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.

Bambang mengatakan laju inflasi yang cukup tinggi pada dua bulan pertama tahun 2013 telah menganggu daya beli masyarakat, dan mengharapkan kondisi tersebut tidak terjadi lagi dalam beberapa bulan mendatang.

"Mudah-mudahan dalam Maret-April ini bisa dinetralisir. Secara umum (inflasi) ini karena pembatasan impor yang kurang memperhatikan kebutuhan di dalam negeri," ujarnya. Budi Suyanto

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com