Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Jatim Melampaui Nasional

Kompas.com - 07/03/2013, 19:10 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada pada 2012 sebesar 7,27 persen, lebih baik dibanding 2011 sebesar 7,22 persen. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional yang pada 2012 sebesar 6,23 persen.

Pengamat ekonomi dari INDEF M Ikhsan Modjo dalam sarasehan bertema "Menuju Jatim Lebih Baik dalam Tinjauan Hukum dan Ekonomi" yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim, Kamis (7/3/2013) di Mercure Hotel Surabaya.

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jatim Soekarwo dan Bupati Kutai Timur Isran Noor dan pewakilan dari PT Semen Indonesia. Menurut Ikhsan, dalam 8 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Jatim memang sangat positif kecuali pada 2007, setelah munculnya peristiwa Lumpur Lapindo di Sidoarjo.

"Sempat terganggu pada awal lumpur muncul, tapi setelah itu pertumbuhan begitu melsat dibandingkan Sumatera dan jawa," katanya.

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jatim Soekarwo dan Bupati Kutai Timur Isran Noor dan pewakilan dari PT Semen Indonesia. Menurut Ikhsan, sektor industri yang begitu kuat dan konsumsi permintaan masyarakat meningkat, menjadi penopang utama suksesnya perekonomian Jatim.

Secara umum, struktur ekonomi Jatim didukung oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran , sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian. Bahkan sektor pertanian, tahun 2012 ada peningkatan pertumbuhan meski ada anomali cuaca. Hal ini bisa mendongkrak ekonomi Jatim, karena provinsi ini memiliki jaringan irigasi dan embung penampung air yang bagus.

Sementara di sektor industri pengolahan, pertumbuhan 2012 sebesar 6,34 persen, lebih tinggi dibanding 2011 sebesar 6,06 persen. Penurunan ekspor industri dikompensasi permintaan domestik dan realisasi kredit.

Bahkan soal inflasi, pada 2012 inflasi pangan mengalami penurunan besar karena upaya stabilitas harga pangan daerah berupa inovasi Gubernur Jatim Soekarwo dalam melakukan operasi pasar, subsidi biaya angkut, dan pengembangan pusat informasi harga menjadi kunci sukses Jatim.

Mengenai tingkat pengangguran terbuka (TPT), selama Februari 2011, Agustus 2011, sampai Pebruari 2012 Jawa Timur memiliki angka pengangguran terbuka terendah di Pulau Jawa sebesar 4,91 persen, 4,25 persen dan 4,18 persen. Begitu juga masalah kemiskinan, selama 2009-2011 terdapat penurunan angka kemiskinan di seluruh provinsi di Jawa kecuali DKI Jakarta.

Jawa Timur tercatat sebagai provinsi yang paling cepat mengalami penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 1,03 persen pada 2010-2011. Kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2013 sempat dikhawatirkan akan membuat pelaku usaha hengkang ke daerah lain. Padahal berdasarkan sebuah survei, hampir 75 persen pemilik usaha di jatim tetap memilih engembangkan usaha di provinsi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Whats New
J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

Whats New
Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Whats New
UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

Whats New
Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Work Smart
Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Whats New
Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Whats New
Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Whats New
Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Whats New
Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Whats New
Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Whats New
PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

Whats New
Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Whats New
Kelas 1,2,3 Diganti Jadi KRIS, Ini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Kelas 1,2,3 Diganti Jadi KRIS, Ini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com