Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jurus Perbankan Menurunkan Kredit Macet

Kompas.com - 19/03/2013, 13:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa bank mencatat peningkatan rasio kredit macet tahun lalu. Misalnya saja, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Pada tahun 2012, non-performing loan (NPL) bank tercatat naik 3,12 persen dari sebelumnya 2,23 persen.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, kenaikan rasio kredit macet disebabkan oleh Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bersubsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan kredit komersial non-perumahan.

Adapun tahun ini, bank yang fokus pada kredit perumahan tersebut berencana menurunkan NPL. "Akan menjadi 2 persen hingga 2,5 persen," ucap Maryono. Untuk mencapai target NPL itu, Maryono mengatakan bahwa pihaknya memiliki beberapa strategi.

Pertama, BTN akan melakukan penagihan terhadap nasabah yang terlambat membayar. Kedua, bila ada nasabah yang tidak bisa membayar, pihaknya akan melakukan lelang agunan yang bermasalah.

Dua hal ini dinilai Maryono akan tepat dilakukan karena saat ini harga tanah dan properti sedang tinggi. Terakhir, bila nasabah tidak menjamin kredit dengan agunan, BTN akan mengumumkannya di media massa.

Selanjutnya adalah PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (BBJR). Bank pembangunan daerah terbesar di Indonesia ini juga mencatat peningkatan rasio kredit macet dari 1,2 persen menjadi 2,1 persen.

Dari kenaikan NPL, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni dari rasio 4,8 persen menjadi 7,3 persen. Direktur Utama BJB Bien Subiantoro mengatakan, naiknya NPL di kredit komersial karena adanya beberapa penyelewengan, kegagalan, dan penyalahgunaan kredit sebesar Rp 258,8 miliar.

Untuk menurunkan NPL di bawah 2 persen tahun ini, Bien akan berhati-hati menyalurkan kredit komersial. Nantinya, kredit komersial akan lebih banyak disalurkan pada perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), multifinansial, dan sindikasi. "Jangan ke perusahaan abal-abal," ujar Bien.

Selain itu, BJB juga membuat manajemen risiko komersial untuk menangani kredit komersial di BJB. Ini supaya pembiayaan yang disalurkan lebih prudensial. Selain kredit komersial, NPL pada kredit mikro BJB juga tumbuh 2,6 persen ke posisi 4,1 persen. Bien menyebut bahwa ini kebanyakan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sekadar informasi, BTN dan BJB masing-masing menargetkan kreditnya tumbuh 26-31 persen dan 25-28 persen. Pembiayaan yang dikucurkan BTN tahun lalu yaitu Rp 81,4 triliun, kemudian BJB Rp 34,7 triliun. (Annisa Aninditya Wibawa/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com