Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla Group Garap Monorel Sulawesi

Kompas.com - 21/03/2013, 08:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -   Kalla Group mengincar proyek monorel di Sulawesi. Melalui anak usahanya yakni PT Makassar Metro Monorail, Kalla Group melakukan studi kelayakan alias feasibility studies atas proyek monorel di Sulawesi Selatan.

Fatimah Kalla, Direktur Utama Kalla Group mengatakan, panjang jalur monorel di Sulawesi ini sekitar 27,8 kilometer (km). "Hasil studi diperkirakan selesai Juni 2013 ini," ujarnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Dengan demikian, proyek yang nilainya ditaksir mencapai Rp 3 triliun ini sudah bisa bergulir mulai 2014 mendatang.

Menurut Fatima, pihaknya bisa saja menjalin mitra dengan pihak lain untuk menggarap proyek tersebut. Namun, ia belum tahu siapa calon mitra dan mekanisme bisnis yang akan terjalin. Ia akan menunggu pembukaan lelang proyek dari pemerintah daerah setempat terlebih dahulu.

Selain di Sulawesi, sebut Fatimah, pihaknya juga telah melakukan pembicaraan awal dengan sejumlah pemerintah daerah lainnya. "Bandung dan Surabaya juga katanya tertarik untuk bikin monorel, dan kami sudah berbicara mengenai hal ini," tuturnya.

Namun, hal itu sifatnya masih prematur. Sehingga, saat ini pihaknya akan fokus dulu terhadap studi kelayakan proyek monorel yang di Sulawesi.

Terkait proyek monorel Jakarta, Kalla Group mengaku tidak maju ataupun mundur dari proses akuisisi saham Jakarta Monorail (JM). Pasalnya, grup perusahaan milik mantan Wakil Presiden M. Jusuf Kallla ini tidak pernah secara resmi menyatakan bersedia mengakuisisi saham JM.

"Ketika itu kami ditawari, dan kami bilang akan lakukan feasibility studies," jelas Fatimah.

Namun, ketika pihaknya meminta data sebagai bahan valuasi, manajemen Jakarta Monorail enggan memberikannya. Fatimah tidak tahu apa alasan pihak JM. Yang jelas, sebagai pelaku bisnis, ia tidak bisa sembarangan mengeksekusi suatu proyek tanpa tahu nilai kelayakan proyek bersangkutan terlebih dahulu. Oleh karena itu,lanjut Fatimah, Kalla Group tidak pernah menyatakan siap bergabung sebagai investor di dalam proyek tersebut. Jadi, "Kami tidak maju dan tidak mundur," tegasnya. (Amailia Putri Hasniawati/Kontan)

Baca juga:
Ini Monorel Buatan Dalam Negeri
Dengan Monorel, Bekasi-Jakarta Cuma 30 Menit
Edwin Beli Tambang, Edward Beli Monorel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com