Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumen Beralih Belanja Online dengan Smartphone

Kompas.com - 22/03/2013, 14:17 WIB
Anastasia Joice

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Selera penduduk Asia dalam berbelanja secara online telah bergeser dari komputer pribadi ke smartphone. Lebih dari setengah konsumen di Indonesia dan Thailand menggunakan ponsel mereka untuk berbelanja, menurut Survei Belanja Online terbaru MasterCard yang dikeluarkan di Singapura Kamis (21/3/2013).

Survei yang berfungsi sebagai tolak ukur untuk mengukur kecenderungan konsumen dalam berbelanja online, dilakukan di 25 pasar antara bulan November dan Desember 2012.

Laporan untuk wilayah Asia/Pasifik tersebut termasuk wawancara dengan 7.011 responden dari 14 pasar yang diberikan pertanyaan mengenai kebiasaan berbelanja online mereka. Survei dan laporan yang menyertainya tidak mewakili kinerja keuangan MasterCard

China memimpin keseluruhan wilayah sebagai pasar dengan kecenderungan untuk melakukan belanja online terbanyak (102 Poin Indeks), diatas Selandia Baru (87), Australia (85), Singapura (84), dan Korea Selatan (82). Nilai China meningkat sebesar 4 Poin Indeks dari indeks tahun lalu.

Pergeseran ini didorong oleh perilaku konsumen di China yang tengah meningkat dalam hal kepercayaan berbelanja melalui online: hanya 21,4 persen konsumen merasa tidak aman saat berbelanja online, turun dari 32,8 persen pada tahun 2011 dan 35,3 persen pada tahun 2010. Terdapat juga pandangan yang muncul bahwa berbelanja online amat "mudah" sebanyak 89,5 persen responden di Cina menyatakan hal tersebut, angka ini meningkat dari 80,8 persen pada tahun 2011.

Dua pertiga (68 persen) dari responden di Selandia Baru menggunakan internet untuk berbelanja online diantara kegiatan lain, dan 82,3 persen berbelanja online dalam tiga bulan terakhir. Singapura dan Hong Kong, sebagai hub dalam berbelanja premier di Asia, mencatat kenaikan terbesar dalam perilaku berbelanja online di mana kedua pasar mencatatkan kenaikan 9 Poin Indeks pada tahun 2012.

Berbelanja "Mobile"
Survei MasterCard mengungkapkan peningkatan penting dalam berbelanja menggunakan smartphone. Indonesia berada di peringkat teratas di wilayah tersebut dengan lebih dari separuh responden (54,5 persen) menggunakan smartphone mereka untuk berbelanja dalam tiga bulan terakhir. China mengikuti dengan 54,1 persen dan Thailand dengan 51 persen.

Sekitar 40 persen dari pembeli online di Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura - yang juga memiliki tingkat penetrasi pengguna ponsel dengan internet yang tinggi - melakukan pembelian dengan ponsel mereka dalam tiga bulan terakhir. Yang paling kurang menggemari berbelanja online melalui ponsel mereka adalah responden dari Selandia Baru (18,2 persen), Australia (18,7 persen), dan Filipina (21,4 persen).

Satu dari lima pembeli di Asia/Pasifik melakukan pembelian item-item fesyen menggunakan ponsel mereka dalam tiga bulan terakhir. Konsumen di Australia (32,4 persen), Korea (28,8 persen), dan Singapura (28,5 persen) telah membeli barang-barang 'yang berhubungan dengan fesyen' secara online melalui smartphone mereka.

"Survei MasterCard mencerminkan perubahan perilaku pembeli di wilayah tersebut, dengan lebih banyak konsumen memilih untuk membeli barang secara online dan semakin banyak yang menggunakan smartphone mereka untuk melakukannya. Dengan pengecualian di beberapa pasar, pembeli online menjadi lebih percaya diri dalam menggunakan ponsel untuk berbelanja dan saya berharap tren ini akan terus berlanjut seiring dengan hadirnya lebih banyak teknologi canggih di pasar dan lebih banyak produk yang akan ditawarkan secara online, " ujar Porush Singh, senior vice president, Core Products, Global Products & Solutions, Asia/Pacific, Middle East and Africa, MasterCard.

Tren berbelanja
Di 14 pasar Asia/Pasifik, aplikasi mobile banking memiliki tingkat awareness tertinggi yaitu sebesar 45 persen, diikuti oleh aplikasi belanja melalui jejaring sosial sebesar 34 persen, aplikasi belanja untuk permainan (game) sebesar 33 persen dan SMS/MMS berbasis pembayaran sebesar 31 persen.

Ponsel NFC memiliki tingkat awareness terendah dengan hanya 25 persen dari responden menyadari atau mengerti dengan teknologi tersebut, pembayaran mobile dari pengguna-ke-pengguna (26 persen) juga mencatat awareness yang rendah di antara para responden.

Untuk Pembayaran NFC Mobile, sebanyak 70,3 persenresponden yang tahu atau sedikit mengerti dengan teknologi tersebut kemungkinan akan mencoba dan mengadopsi dalam 12 bulan pertama sejak diperkenalkan. Prosentase yang hampir sama juga telah menyatakan minat terhadap dompet digital (71,5 persen) serta pembayaran berbasis SMS/MMS (72,5 persen). Bahkan aplikasi belanja berbasis jejaring sosial juga telah disambut dan dicoba oleh sekitar 70,7 persen responden di seluruh Asia/Pasifik.

Kekhawatiran akan keamanan

Untuk pembelian melalui situs-situs asing, lebih dari 1 dari 3 responden di seluruh Asia/Pasifik merasa membeli melalui situs lokal lebih aman karena mereka takut akan penipuan dan dirasakan mengandung kemungkinan resiko karena informasi yang disalahgunakan.

Di antara mereka yang tidak melakukan pembelian online dalam 3 bulan terakhir sebelum survei, lebih dari sepertiga merasa tidak pasti tentang keamanan/keselamatan dalam melakukan transaksi online sebagai penghalang utama mereka.

Ketika ditanya mengenai peningkatan dalam hal berbelanja online, peningkatan terkait keamanan yaitu jaminan yang lebih baik bahwa transaksi tersebut aman serta peningkatan pada keamanan untuk meningkatkan kepercayaan menduduki peringkat tertinggi di antara para responden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com