Peringkat Exim Ditopang Dukungan Pemerintah

JAKARTA, KOMPAS.com - Fitch Ratings menegaskan Peringkat Internasional Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Exim) berada pada BBB- dengan prospek stabil.

Fitch menyatakan di Jakarta, Selasa (9/4/2013) bahwa Peringkat-peringkat Indonesia Exim sesuai dengan peringkat sovereign Indonesia, yang mencerminkan ekspektasi Fitch atas tingginya kemungkinan dukungan dari pemerintah (BBB-/Stabil) bila diperlukan. Dukungan ini didasarkan pada peran penting Indonesia Exim sebagai institusi kebijakan (policy institution) untuk mendukung ekspor Indonesia, 100 persen dimiliki oleh negara dan dikontrol oleh Departemen Keuangan (MOF). Didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2/2009, Indonesia Exim hanya dapat dilikuidasi oleh Undang-Undang khusus.

Pemerintah berkomitmen untuk menjaga tingkat modal minimum Indonesia Exim sebesar Rp 4 triliun dan mendistribusikan 10 persen dari surplus untuk deviden dan kompensasi pegawai, yang ditetapkan pada undang-undang khusus 2/2009 untuk mendukung peranannya sebagai institusi kebijakan. Dukungan pemerintah telah diperkuat melalui pembentukan fasilitas pendanaan dari MOF pada tahun 2011 yang dapat ditarik bila diperlukan.

Peningkatan peringkat sovereign Indonesia mungkin dapat menyebabkan perubahan yang sama dengan peringkat Indonesia Exim bila hubungan dan dukungan yang kuat dari pemerintah Indonesia tidak berubah. Tekanan peringkat bisa timbul dari penurunan peringkat sovereign atau dari penurunan kemungkinan dukungan pemerintah, meskipun Fitch memperkirakan prospeknya kecil dalam jangka waktu dekat sampai menengah.

Indonesia Exim euro medium term notes (EMTN) diperingkat pada level yang sama dengan peringkat IDR Indonesia Exim karena mencerminkan kewajiban senior, tanpa syarat, tanpa jaminan dari perusahaan. Perubahan IDR Indonesia Exim akan menyebabkan perubahan yang sama pada peringkat EMTN.

Kinerja financial Indonesia Exim tetap memuaskan, dengan profitabilitas yang memadai, peningkatan kualitas aset, permodalan yang kuat. Rasio pinjaman bermasalah turun menjadi 4,1 persen pada akhir bulan September 2012, tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan bank-bank komersial di Indonesia dengan rata-rata rasio NPL sebesar 1,9 persen pada akhir tahun 2012.

Fungsi kebijakan Indonesia Exim untuk mendukung ekspor Indonesia menyebabkan kualitas kreditnya rentan terhadap perubahan ekonomi global. Mempertahankan modal inti yang kuat di atas 20 persen adalah penting mengingat tingkat rasio NPL yang berada diatas rata-rata.

Fitch mencatat fasilitas pendanaan dari MOF dan statusnya sebagai kuasi sovereign meningkatkan fleksibilitas pendanaan Indonesia Exim dan memitigasi resiko pendanaan pada saat kondisi pasar yang bergejolak.