Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilantik Jadi Deputi BI, Perry Siap Jalankan Tugas

Kompas.com - 15/04/2013, 14:17 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perry Warjiyo resmi dilantik oleh Mahkamah Agung (MA) menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI). Perry akan menjalankan visi misi yang telah disampaikan ke DPR beberapa waktu lalu.

"Terima kasih atas dukungan semuanya. Yang penting saat ini saya harus fokus ke enam agenda yang sudah saya sampaikan sebelumnya," kata Perry saat ditemui usai pelantikannya di kantor Mahkamah Agung Jakarta, Senin (15/4/2013).

Menurut Perry, perekonomian Indonesia saat ini menghadapi kendala khususnya dalam hal neraca perdagangan yang masih mengalami defisit. Selain itu, hal ini juga menyebabkan nilai tukar rupiah sedikit melemah. Sehingga secara umum fokus BI ke depan adalah stabilisasi nilai tukar rupiah, pengendalian inflasi dan mendorong stabilitas sistem keuangan.

Untuk menghadapi dua tantangan utama perekonomian Indonesia itu, Perry menjelaskan ada enam visi misi yang bisa dilakukan sebagai penjabaran. Pertama, memperkuat kebijakan pengendalian inflasi dan melanjutkan kebijakan suku bunga rendah.

Menurut Perry, kebijakan ini dinilai penting untuk mendorong ketahanan ekonomi nasional. Perry ingin agar inflasi bisa lebih rendah dari target selama ini yaitu 4,5 plus minus 1 persen. Serta untuk kebijakan suku bunga diarahkan menjadi suku bunga single digit.

Kedua, menstabilisasi nilai tukar rupiah dan pendalaman masalah valuta asing (valas). Ini bisa dilakukan dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan sebagainya.

Ketiga, bagaimana merumuskan kebijakan makro prudensial dan bagaimana mengkoordinasikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Kebijakan makro prudential ini mencakup pengendalian kredit, penguatan akses keuangan dan mengintegrasikan kebijakan moneter untuk mendukung perekonomian dalam negeri," tambahnya.

Keempat, penguatan peran Bank Indonesia untuk mendorong sektor riil, UMKM dan ekonomi daerah. Kelima, koordinasi dengan pemerintah khususnya dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini dikhususkan untuk pengendalian inflasi di daerah sekaligus mengkoordinasikan kebijakan moneter dan fiskal yang ada.

Keenam, memperkuat organisasi dan sumber daya manusia (SDM). Apalagi dengan pengalihan pengawasan perbankan dari bank sentral ke OJK, maka pengawasan sistem keuangan akan menjadi satu atap. Sementara bank sentral akan fokus menata moneter dengan segala kebijakannya dan SDM-nya.

Terkait sembilan catatan yang diberikan oleh Komisi XI DPR kepadanya, Perry akan menganggap hal tersebut sebagai bentuk dukungan DPR terhadap kinerjanya ke depan. "Ini bagus, berarti DPR mendukung saya untuk memberikan pengendalian moneter lebih baik dari sebelumnya. Sembilan catatan itu juga merupakan penjabaran dari enam visi saya tadi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com