Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Jangan Saling Menyalahkan

Kompas.com - 18/04/2013, 13:58 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar semua pihak mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi ASEAN Economic Community 2015. Dari sisi pemerintah, Presiden akan membentuk Komite Nasional untuk mempersiapkan hal itu.

"Mau tidak mau, suka tidak suka, Indonesia harus siap. Mari kita siapkan daya saing agar kita tidak kalah ketika sudah menjadi kawasan ekonomi," kata Presiden di acara Indonesian Young Leaders Forum 2013 yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Kamis (18/4/2013).

Presiden mengakui masih banyak yang perlu diperbaiki di banyak sektor, baik di pemerintah pusat maupun daerah. Semua pihak, kata dia, harus segera memperbaiki dan jangan saling menyalahkan. Pasalnya, Presiden melihat masih ada yang saling menyalahkan.

"Pusat salahkan daerah, daerah salahkan pusat. Pemerintah salahkan dunia usaha, dunia usaha salahkan pemerintah. Pemerintah salahkan DPR, DPR salahkan pemerintah. Tidak ada habis-habisnya. Khusus untuk persiapkan ASEAN Economic Community 2015, mari kita bersinergi agar Indonesia benar-benar siap. Kalau kita saling menyalahkan, enggak ada habisnya," kata Presiden.

Presiden juga meminta semua pihak tidak takut dan gamang menghadapi 2015. Ia yakin Indonesia bisa lantaran telah diuji krisis demi krisis sejak merdeka. Terakhir, katanya, Indonesia lulus krisis ekonomi tahun 2008. Bahkan, ekonomi Indonesia terus tumbuh.

"Jadi jangan ada pesimisme. Mari kita betul-betul optimis bahwa kita bisa persiapkan. Kita juga punya potensi besar. Yang penting bukan optimisme kosong," ucapnya.

Dalam pidatonya, Presiden menyoroti birokrasi yang masih saja menghambat. Jika ada pihak yang dihambat oleh birokrat, ia menyarankan agar diungkap saja kepada publik melalui media sosial. Pasalnya, kata Presiden, sanksi sosial terkadang lebih efektif dibanding sanksi lainnya.

Presiden juga menyoroti masih ada kasus-kasus kerusuhan terkait pilkada hingga mengakibatkan korban jiwa ataupun kerusakan infrastruktur. "Ini berarti kesadaran elite politik kita belum tinggi, mengorbankan begitu saja masyarakat, infrastruktur," ucapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com