Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Rendah, Petani Tinggalkan Padi

Kompas.com - 24/04/2013, 07:38 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Jumlah luasan tanaman padi di Banyuwangi, Jawa Timur, dalam waktu lima tahun terakhir kian sempit karena alih fungsi lahan. Petani kini mulai meninggalkan padi dan memilih tanaman yang lebih menguntungkan.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi, jumlah area tanam sawah dalam setahun di Kabupaten Banyuwangi turun sekitar 5.000 hektar menjadi 125.000 hektar. Sebagian sawah kini berganti menjadi kebun jeruk keprok, semangka, atau buah naga.

Pergantian jenis tanaman itu terjadi terutama di daerah sawah tadah hujan, seperti di Purwoharjo, Bangorejo, Tegaldlimo, Genteng, dan sebagian Cluring. Di Kecamatan Bangorejo, misalnya, kini hanya menyisakan lahan sawah seluas 600 hektar, padahal sebelumnya mencapai sekitar seribu hektar. Di Cluring, kawasan lahan padi kini juga banyak berubah jadi kebun jeruk.

Sejumlah petani saat ditemui, Selasa (23/4/2013), mengatakan lebih memilih menanam jeruk karena lebih menguntungkan ketimbang padi. Tanaman jeruk memang baru bisa dipanen setelah berumur 5 tahun, tetapi hasilnya bisa mencapai Rp 50 juta-Rp 70 juta sekali panen dengan perkiraan panen 10-15 ton per hektar. Tanaman jeruk bisa dipanen setahun tiga kali. Jumlah ini jauh menguntungkan daripada menanam padi yang keuntungannya hanya Rp 8 juta-Rp 10 juta sekali panen. Padi hanya bisa dipanen dua kali setahun karena menyesuaikan ketersediaan air.

Supriyono Wahid (45), petani Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, mengatakan, gabah hanya menghasilkan keuntungan sedikit karena harganya hanya Rp 3.400 per kilogram kering panen. Harga ini hanya selisih Rp 100 dari harga pembelian pemerintah. ”Kalau buah jeruk, sekarang sedang tinggi-tingginya. Harganya bisa mencapai Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram setelah buah impor dibatasi,” katanya.

Rusli, petani lain, juga meraup keuntungan dari semangka. Jika tahun lalu masih memaksakan menanam padi, kini ia lebih memilih semangka di musim tanam kedua. ”Tanaman semangka bisa menghasilkan Rp 35 juta per hektar. Harganya memang sedang bagus-bagusnya. Per kilogram mencapai Rp 4.000,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi Ikrori Hudanto mengatakan, peralihan jenis komoditas yang ditanam petani itu menguntungkan mereka, tetapi di sisi lain juga membuat produksi padi turun. (NIT/ABK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com