Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Raup Laba Rp 4,3 Triliun, BCA Rp 2,9 Triliun

Kompas.com - 30/04/2013, 09:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri Tbk membukukan laba bersih Rp 4,3 triliun pada triwulan pertama 2013, naik sekitar 26,4 persen dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 3,4 triliun. Sementara laba bersih PT Bank Central Asia Tbk triwulan pertama 2013 juga naik sekitar 25,5 persen menjadi Rp 2,9 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, penyaluran kredit Rp 392 triliun menjadi penopang pertumbuhan laba bersih Mandiri. Kredit segmen mikro Mandiri meroket sekitar 58,1 persen dari Rp 13,1 triliun pada triwulan pertama 2012 menjadi Rp 20,7 triliun di akhir Maret 2013. Kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah, naik sekitar 46,6 persen menjadi Rp 55,6 triliun.

”Penyaluran kredit ke segmen mikro terus naik. Ini adalah realisasi dari komitmen Mandiri meningkatkan akses masyarakat pada pembiayaan produktif,” kata Budi di Jakarta, Senin (29/4/2013).

Jumlah dana pihak ketiga Mandiri di akhir Maret 2013 sejumlah Rp 467 triliun, naik dari periode sama tahun sebelumnya Rp 404 triliun. Dari total dana pihak ketiga, dana murah seperti giro dan tabungan tercatat senilai Rp 290 atau tumbuh 18,7 triliun dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 244 triliun.

Ditempat terpisah, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Senin (29/4), menegaskan, BCA membukukan kinerja bisnis yang memuaskan pada triwulan pertama 2013. Pendapatan operasional BCA yang didapat dari bunga dan biaya operasional naik sekitar 23 persen menjadi Rp 7,7 triliun.

”Pada triwulan pertama ini permintaan kredit di seluruh segmen tetap tinggi. Kami tetap fokus pada bisnis perbankan konsumer dan relasi yang baik dengan nasabah,” kata Jahja.

Total portofolio kredit BCA tercatat Rp 265 triliun pada akhir Maret 2013. Kredit komersial dan UKM tumbuh sekitar 30,2 persen menjadi Rp 105,7 triliun. Kredit konsumer yang ditopang kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 34,4 persen menjadi Rp 71,7 triliun. KPR sebesar Rp 43,7 triliun, sedangkan KKB sebesar Rp 21,7 triliun.

”Kredit korporasi juga tumbuh 17,2 persen menjadi Rp 87,6 triliun, didukung oleh permintaan yang tinggi pada segmen transportasi, logistik, pembangkit listrik, distributor, ritel, dan toserba,” kata Jahja.

Pertumbuhan dana rekening transaksi (giro dan tabungan) mencapai Rp 298,5 triliun. Dana deposito turun 10,7 persen dibandingkan periode yang sama 2012 menjadi Rp 69,4 triliun, seiring kebijakan suku bunga deposito sepanjang tahun 2012.

Lima besar

Sementara itu, laba bersih konsolidasi (tidak diaudit) Bank CIMB Niaga pada triwulan pertama 2013 sebesar Rp 1,05 triliun, meningkat sekitar 12 persen periode sama 2012 sebesar Rp 937 miliar. Peningkatan itu ditunjang meningkatnya pendapatan operasional dan menurunnya beban provisi, seiring pertumbuhan total kredit dan membaiknya kualitas aset.

CIMB Niaga tetap mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima, dengan total aset Rp 217,46 triliun per 31 Maret 2013, tumbuh 26 persen dibandingkan triwulan pertama 2012 sebesar Rp 172,68 triliun.

Sementara Bank Muamalat tahun ini bersiap untuk masuk dalam kategori bank buku III, dengan modal inti minimal Rp 5 triliun. Untuk mencapai target tersebut, Bank Muamalat berencana untuk segera menambah modal.

”Tahun ini, kami akan berencana menambah modal dengan menempuh mekanisme right issue dan secondary public offering,” ujar Direktur Keuangan dan Operasional PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Hendiarto, saat konferensi pers di Jakarta, Senin (29/4). Right issue adalah mekanisme penawaran saham terbatas, sedangkan secondary public offering adalah penjualan saham (divestasi) lanjutan milik pemegang saham mayoritas atau pendiri perusahaan kepada publik.

Dengan posisi modal mencapai Rp 3,73 triliun, Bank Muamalat sekarang masih berada dalam kategori bank buku II. Hendiarto mengatakan, saat ini pihaknya masih terus menghitung-hitung tambahan modal yang diperlukan.(BEN/ARN/EGI)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com