Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Keuangan BI Akhirnya Surplus

Kompas.com - 30/04/2013, 15:01 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) mencatat, neraca keuangan bank sentral hingga akhir 2012 mulai surplus. Padahal, pada tahun sebelumnya neraca keuangan bank sentral masih defisit.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menjelaskan, sepanjang tahun 2012 bank sentral membukukan surplus keuangan sebesar Rp 5,8 triliun setelah pada tahun sebelumnya mengalami defisit keuangan sebesar Rp 25,1 triliun.

Surplus tersebut terutama disebabkan oleh penurunan secara signifikan beban operasi moneter pada tahun 2012, yaitu menjadi sebesar Rp 19 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 30,4 triliun.

"Besarnya penurunan beban operasi moneter di tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya porsi penyerapan ekses likuiditas rupiah melalui operasi moneter valas (sterilisasi valas) dan penurunan suku bunga BI Rate," kata Halim dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Halim menambahkan, posisi aset per 31 Desember 2012 sebesar Rp 1.519,5 triliun atau naik sebesar 10,77 persen dibandingkan tahun 2011. Sementara posisi dana yang tersimpan dalam instrumen-instrumen Operasi Pasar Terbuka (OPT) Bank Indonesia menurun dari Rp 403,35 triliun pada akhir 2011 menjadi Rp 344,57 triliun pada akhir 2012.

"Sementara itu, kisaran BI Rate di tahun 2012 adalah 5,75 persen - 6,00 persen, sedangkan di tahun 2011 adalah 6,00 persen - 6,75 persen," tambahnya.

Di sisi lain, hari ini bank sentral juga telah melaksanakan egiatan penyerahan Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia (LKTBI 2012). Dalam penyerahan LKTBI 2012 ini, pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dipimpin oleh Taufiequrachman Ruki (Anggota II BPK) dan I Gede Kastawa (Plt Auditor Utama Keuangan Negara II). Sementara dari pihak Bank Indonesia dipimpin oleh Halim Alamsyah (Deputi Gubernur) dan Perry Warjiyo (Deputi Gubernur).

Pemeriksaan terhadap LKTBI tahun 2012 dimulai pada 4 Februari 2013 dan tepat pada hari ini, Selasa, 30 April 2013, BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas laporan tersebut. BPK  memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap LKTBI tahun 2012.

"Hal ini berarti bahwa untuk 10 kali berturut-turut sejak 2003, BI selalu memperoleh opini WTP yang merupakan opini terbaik untuk sebuah laporan keuangan. Pencapaian tersebut sekaligus membuktikan komitmen BI untuk senantiasa mengelola keuangan secara transparan dan akuntabel," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com