Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Kompensasi Tergantung Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 30/04/2013, 16:50 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah saat ini sedang menghitung besaran anggaran kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Anggaran ini akan dialokasikan untuk membantu masyarakat miskin dan masyarakat tidak mampu yang terimbas kenaikan harga BBM bersubsidi.

Pemerintah telah menyiapkan tiga skenario Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yaitu Beasiswa Siswa Miskin (BSM), Program Keluarga Harapan (PKH) dan pemberian beras miskin (raskin).

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, besaran kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan ditentukan berdasarkan besaran kenaikan harga BBM. Selisih antara kenaikan harga BBM dengan harga BBM bersubsidi sekarang itulah yang akan dialokasikan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu tersebut.

"Untuk anggarannya, tergantung penghematan anggaran BBM tadi berapa besar. Kalau naik menjadi Rp 6.500 per liter maka anggaran kompensasi sebesar Rp 21 triliun, tapi kalau dinaikkan sekitar Rp 7.000 per liter maka negara bisa menghemat sebesar Rp 30 triliun. Anggaran tersebutlah yang akan dibagi untuk tiga sektor BLT itu," kata Salim saat ditemui seusai Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Hotel Bidakara Selasa (30/4/2013).

Menurut Salim, pihaknya juga akan mengikuti pernyataan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa kompensasi ini akan diberikan kepada masyarakat miskin dan tidak mampu. Namun besaran pasti akan ditentukan kemudian.

Saat ini, jumlah penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kementerian Sosial mencapai 2,4 juta orang rumah tangga sangat miskin. Dari jumlah itu, masing-masing keluarga tadi memiliki dua orang anak. Jadi yang ditanggung pemerintah mencapai 4,8 juta orang.

Namun jumlah penerima PKH tadi hanya dari Kementerian Sosial saja, belum dari Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Jika ditotal, jumlahnya bisa mencapai 12 juta orang penerima PKH," tambahnya.

Terkait jumlah beras miskin (raskin), pemerintah akan menyiapkan beras masing-masing penerima PKH sebesar 30 kg per orang. Nantinya, pemerintah akan membagikannya sebanyak tiga kali setelah kebijakan kenaikan BBM bersubsidi diterapkan. "Paling sedikit mereka dapat tiga kali (tiga bulan), kemungkinan empat kali. Namun yang pasti ini tiga kali untuk raskinnya," jelasnya.

Untuk bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) atau program yang dulunya bernama BLT akan diberikan uang tunai Rp 100.000 per orang per bulan. Sebelumnya, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 1,4 juta per tahun per orang. "Tapi ini akan dinaikkan jadi Rp 1,5-1,8 juta per orang per tahun," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    Whats New
    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Whats New
    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Whats New
    Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

    Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

    Whats New
    Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

    Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

    Whats New
    SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

    SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Whats New
    Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

    Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

    Whats New
    Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

    Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

    Whats New
    Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

    Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

    Whats New
    Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

    Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

    Whats New
    Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

    Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

    Whats New
    Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

    Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

    Whats New
    Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

    Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

    Whats New
    Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

    Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com