Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufiq Kiemas: Kompensasi BLT Tak Fair

Kompas.com - 30/04/2013, 20:56 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas mendukung rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, Taufiq menolak jika pemerintah mengambil kebijakan pemberian uang tunai untuk rakyat miskin sebagai kompensasi jika harga BBM dinaikkan.

"Enggak perlu BLT (bantuan langsung tunai), enggak fair dong," kata Taufiq seusai menghadiri acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrembangnas) 2013 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Taufiq mengatakan, program BLT seperti yang dilakukan pada periode pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono hanya akan menguntungkan partai politik pendukung pemerintahan pada Pemilu 2014. Padahal, ada tiga parpol yang tidak masuk dalam pemerintahan, termasuk PDI Perjuangan.

Taufiq mengatakan, seharusnya anggaran dari penghematan subsidi BBM dialihkan ke pembangunan infrastruktur, bukan dengan pemberian uang tunai. Ia menyebutkan, PDI Perjuangan pasti akan menolak ketika rencana pemberian BLT itu dibahas di DPR.

Terkait kenaikan harga BBM ini, kata Taufiq, PDI Perjuangan akan mendukung jika hal itu memang untuk kepentingan rakyat. Ia mengatakan, selama ini PDI-P menolak kenaikan harga BBM lantaran tidak ada penjelasan detail tentang penggunaan dana yang dihemat dari kebijakan tersebut.

"Kalau sekarang dengan ada penjelasan, menurut saya rasional. Tapi BLT enggak boleh," ujar suami Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri itu.

Sebelumnya, kepada para menteri, gubernur, dan bupati/wali kota yang hadir dalam Musrembangnas, Presiden menyebutkan bahwa kenaikan harga BBM harus segera dilakukan. Subsidi BBM akan membengkak jika harganya tidak dinaikkan. Jika harga keekonomian BBM sebesar Rp 10.000 per liter, diperkirakan subsidi BBM akan mencapai Rp 297,7 triliun pada tahun 2013. Padahal anggaran subsidi BBM ditetapkan sebesar Rp 193,8 triliun.

Selain itu, defisit anggaran diperkirakan membengkak mencapai Rp 353 ,6 triliun (3,83 persen dari Produk Domestik Bruto). Padahal, defisit anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2013 sebesar Rp 153,3 triliun (1,65 persen dari PDB). Jika itu terjadi, kata Presiden, maka akan melanggar undang-undang dan mengganggu ketahanan ekonomi.

Jika kenaikan BBM dilaksanakan, pemerintah akan memberikan kompensasi bagi rakyat yang terkena imbas, salah satunya dengan memberikan bantuan uang tunai. Program seperti BLT nantinya diberi nama bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM).

Ada pula bantuan tunai lainnya, yakni beasiswa untuk rakyat miskin dengan uang tunai dan program keluarga harapan. Adapun kompensasi di luar uang, seperti beras miskin dan program kesetiakawanan sosial, diwujudkan dengan menggelar pasar murah.

Namun, semua rencana pemerintah itu bisa berjalan jika Dewan Perwakilan Rakyat setuju. Presiden berharap DPR sudah menyetujui rencana itu pada Mei 2013 dalam pembahasan Rancangan APBN Perubahan 2013 .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

    Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

    Whats New
    Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

    Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

    Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

    Whats New
    Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

    Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

    Whats New
    Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

    Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

    Whats New
    Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

    Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

    Whats New
    TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

    Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

    Earn Smart
    Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

    Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

    Whats New
    3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

    3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

    Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

    Whats New
    Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

    Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

    Work Smart
    IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

    IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

    Whats New
    Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

    Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

    Whats New
    Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

    Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com