JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah saat ini mulai mewaspadai penurunan impor khususnya dari bahan baku dan barang modal yang saat ini terjadi di kuartal I-2013. Pemerintah mengkhawatirkan bahwa hal ini akan mempengaruhi produksi industri dalam negeri.
"Kalau kondisi itu mengindikasikan kebutuhan barang modal dipenuhi dalam negeri, itu bagus. Tapi kalau sampai pengaruhi produksi harus kita cermati," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi selepas konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (2/5/2013).
Berdasarkan neraca perdagangan hingga Maret 2013, impor bulan Maret 2013 mencapai 14,7 miliar dollar AS, turun 4 persen dari bulan sebelumnya.
Penurunan impor tersebut dipicu oleh menurunnya impor nonmigas sebesar 5,8 persen menjadi 10,99 miliar dollar AS sementara impor migas naik 1,7 persen (MoM) menjadi 3,71 miliar dollar AS.
Bayu menegaskan, lonjakan impor migas di bulan Maret didorong oleh meningkatnya permintaan impor minyak mentah nasional sebesar 65,6 persen dan kenaikan impor gas sebesar 49,6 persen. Secara kumulatif, total impor selama kuartal I-2013 mencapai 45,5 miliar dollar AS, terdiri dari impor nonmigas sebesar 34,2 miliar dollar AS (turun 3,1 persen) dan migas 11,3 miliar dollar AS (naik 7,5 dollar AS).
Kenaikan impor migas selama kuartal I-2013 disebabkan oleh meningkatnya permintaan impor minyak mentah, hasil minyak, dan gas yang naik masing-masing sebesar 14,3 persen, 3,2 persen dan 24,2 persen.
Bayu menambahkan jika dilihat dari penggunaan barangnya, impor barang konsumsi, barang modal dan bahan baku/penolong di bulan Maret mengalami penurunan masing-masing sebesar 10,7 persen, 1,1 persen dan 4,1 persen.
Struktur impor masih didominasi oleh impor bahan baku/penolong yang mencapai 76,8 persen dan barang modal (17,0 persen) selama kuartal I-2013. Impor barang modal mencapai 7,7 miliar dollar AS, turun 15,8 persen (YoY).
Impor bahan baku/penolong sebesar 34,9 miliar dollar AS, naik 5,2 persen, sementara impor barang konsumsi sebesar 2,8 miliar dollar AS, turun 16,2 persen atau jauh lebih rendah dari impor pada tahun lalu yang naik sebesar 4,8 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.