Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Waspadai Penurunan Impor Barang Modal

Kompas.com - 02/05/2013, 17:10 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah saat ini mulai mewaspadai penurunan impor khususnya dari bahan baku dan barang modal yang saat ini terjadi di kuartal I-2013. Pemerintah mengkhawatirkan bahwa hal ini akan mempengaruhi produksi industri dalam negeri.

"Kalau kondisi itu mengindikasikan kebutuhan barang modal dipenuhi dalam negeri, itu bagus. Tapi kalau sampai pengaruhi produksi harus kita cermati," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi selepas konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (2/5/2013).

Berdasarkan neraca perdagangan hingga Maret 2013, impor bulan Maret 2013 mencapai 14,7 miliar dollar AS, turun 4 persen dari bulan sebelumnya.

Penurunan impor tersebut dipicu oleh menurunnya impor nonmigas sebesar 5,8 persen menjadi 10,99 miliar dollar AS sementara impor migas naik 1,7 persen (MoM) menjadi 3,71 miliar dollar AS.

Bayu menegaskan, lonjakan impor migas di bulan Maret didorong oleh meningkatnya permintaan impor minyak mentah nasional sebesar 65,6 persen dan kenaikan impor gas sebesar 49,6 persen. Secara kumulatif, total impor selama kuartal I-2013 mencapai 45,5 miliar dollar AS, terdiri dari impor nonmigas sebesar 34,2 miliar dollar AS (turun 3,1 persen) dan migas 11,3 miliar dollar AS (naik 7,5 dollar AS).

Kenaikan impor migas selama kuartal I-2013 disebabkan oleh meningkatnya permintaan impor minyak mentah, hasil minyak, dan gas yang naik masing-masing sebesar 14,3 persen, 3,2 persen dan 24,2 persen.

Bayu menambahkan jika dilihat dari penggunaan barangnya, impor barang konsumsi, barang modal dan bahan baku/penolong di bulan Maret mengalami penurunan masing-masing sebesar 10,7 persen, 1,1 persen dan 4,1 persen.

Struktur impor masih didominasi oleh impor bahan baku/penolong yang mencapai 76,8 persen dan barang modal (17,0 persen) selama kuartal I-2013. Impor barang modal mencapai 7,7 miliar dollar AS, turun 15,8 persen (YoY).

Impor bahan baku/penolong sebesar 34,9 miliar dollar AS, naik 5,2 persen, sementara impor barang konsumsi sebesar 2,8 miliar dollar AS, turun 16,2 persen atau jauh lebih rendah dari impor pada tahun lalu yang naik sebesar 4,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka 'Tancap Gas', Rupiah Melemah

Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka "Tancap Gas", Rupiah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com