Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Garuda Indonesia Gandeng Airbus

Kompas.com - 07/05/2013, 07:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kinerja anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia, di kuartal I-2013 merosot. Pendapatan GMF sepanjang Januari-Maret 2013 hanya 53,11 juta dollar AS. Sementara di periode yang sama tahun lalu, pendapatannya mencapai 59 juta dollar AS atau turun 10 persen.

Richard Budihadianto, Direktur Utama GMF Aeroasia, mengatakan, penyebab penurunan itu lantaran susutnya jumlah penumpang. "Dibandingkan kuartal I tahun lalu, jumlah klien yang menggunakan jasa kami turun sekitar 15 persen," ujarnya, Senin (6/5/2013).

Kendati demikian, hal itu tidak membuat manajemen GMF mengubah target 2013. Richard optimistis, pihaknya bisa mengantongi pendapatan sebesar 260 juta dollar AS di akhir tahun ini. Angka itu naik 30 persen dari pencapaian tahun lalu yang sebesar 200 juta dollar AS.

Demi mengejar target itu, GMF telah menyiapkan strategi bisnis. GMF Aeroasia akan membangun hanggar baru. Ini merupakan hanggar keempat yang dimiliki GMF. Richard memperkirakan, hanggar baru yang rencananya dibangun di Bandar Udara Soekarno-Hatta ini akan menelan dana sekitar Rp 500 miliar.

Total luas hanggar baru ini sektiar 64.000 meter persegi (m2). Di saat yang sama, kata Richard, perusahaan juga akan mengoptimalkan operasi tiga hanggar lainnya.

Selain itu, GMF akan bekerja sama dengan perusahaan lain. Anak usaha BUMN penerbangan ini sedang menyusun perjanjian kerja sama berupa joint venture dengan 10 perusahaan penerbangan lain.

Setelah menggandeng Aerospace, GMF berencana merangkul produsen burung besi asal Perancis, Airbus. Namun, Richard tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai rencana korporasi tersebut.

Ia hanya mengatakan, saat ini, pasar maintenance, repair, dan overhaul (MRO) dalam negeri nilainya mencapai 850 juta dollar AS. Sementara yang ditangani di dalam negeri hanya 30 persen, sisanya diurus di luar negeri. "Ini peluang yang ingin kami manfaatkan," tuturnya.

GMF mengincar proyek perawatan dan perbaikan pesawat Airbus A320 di Myanmar dan Thailand. Jika tidak ada aral melintang, GMF sudah mendapat izin dari Pemerintah Myanmar untuk mengembangkan bisnis di sana. Di Thailand, diperkirakan baru terealisasi di akhir 2013 atau awal 2014.

Untuk tahap awal, GMF menargetkan bisa melakukan perawatan dan perbaikan atas 14 pesawat Airbus A320 dari beberapa maskapai penerbangan asal Myanmar. Biasanya, perawatan pesawat dilakukan lima tahun sekali dengan biaya perawatan 500.000 dollar AS.

Garuda Maintenance Facility merupakan salah satu anak usaha GIAA yang dipersiapkan untuk go public. Handrito Hardjono mengatakan, total saham yang mungkin akan dilepas dalam hajatan IPO nanti sekitar 10 persen hingga 20 persen.

"Kebutuhan dana sekitar 100 juta dollar AS untuk beberapa tahun," kata dia. Jika persiapan lancar, penawaran saham perdana itu bisa dilakukan di semester II 2013 nanti. (Ragil Nugroho/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com