Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Negara Berkembang Lebih Royal Beri Tip

Kompas.com - 09/05/2013, 17:19 WIB
Anastasia Joice

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Warga di negara berkembang di kawasan Asia cenderung lebih banyak untuk memberikan tip di restoran dibandingkan warga di negara yang telah maju.

Demikian menurut survei mengenai kebiasaan bersantap malam di luar untuk kawasan Asia Pasifik yang dipublikasikan di Singapura, Rabu (8/5/2013).

Temuan ini didapatkan dari penelitian di 27 negara di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah antara 7 November 2012 dan 2Februari 2013.

Laporan untuk kawasan Asia Pasifik termasuk wawancara dengan 7.678 responden di 16 negara.

Mereka dimintai keterangan tentang kebiasaan mereka bersantap di luar rumah. Survei dan laporan ini tidak mencerminkan kinerja keuangan MasterCard.

Menurut survei terbaru dari MasterCard mengenai Consumer Purchasing Priorities-Dining, konsumen yang berasal dari Bangladesh (88 persen), Thailand (79 persen), dan Filipina (77 persen) merupakan pemberi tip terbaik di kawasan ini.

Sementara itu Thailand berada di peringkat teratas dalam hal negara paling dermawan saat memberikan tip pada survei yang sama pada tahun lalu, dan kenaikan juga tercatat pada pasar-pasar berkembang lainnya seperti Indonesia (+10 persen) dan India (+4 persen) dibandingkan dengan tahun lalu. 

Sementara di negara lebih maju, konsumen cenderung lebih berhemat dalam memberikan tip diantaranya adalah Hong Kong (-12 persen), Singapura (-11persen) dan Malaysia (-11persen).

Selain itu, sebelum bersantap malam, lebih dari sepertiga konsumen secara berkala mencari ulasan-ulasan secara online sebelum membuat keputusan restoran mana yang akan dituju.

Masyarakat di negara dengan teknologi paling maju di Asia seperti Taiwan, Jepang, dan Singapura paling bergantung pada ulasan-ulasan online pada saat menentukan restoran mana yang dituju.

Perlu dicatat bahwa masyarakat di negara berkembang di kawasan ini seperti Indonesia, Vietnam dan Bangladesh, konsumen masih lebih suka mendapatkan rekomendasi dari keluarga dan teman-teman.

 

Menariknya, setelah bersantap malam, konsumen China, Malaysia dan Thailand merupakan konsumen yang paling sering untuk memasukan ulasan-ulasan mereka ke situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, dengan sekitar 1 dari 2 responden di pasar-pasar tersebut melaporkan bahwa mereka secara teratur menulis ulasan komentar secara online setelah bersantap malam di restoran.

 

Dalam hal pengeluaran, konsumen di Singapura memimpin kawasan sebagai negara dengan tingkat pengeluaran teratas untuk makan diluar, dengan tingkat rata-rata pengeluaran bulanan sebesar 262 dollar AS.

Konsumen Jepang dan China mengikuti di belakang dengan tingkat pengeluaran rata-rata bulanan sebesar 225 dollar AS dan 203 dollar AS.

Sebaliknya, tingkat pengeluaran terkecil terdapat di negara-negara seperti India dan Indonesia yang hanya menghabiskan sebesar 17 dollar AS dan 19 dollar AS , atau 3 persen dan 4 persen dari pendapatan bulanan rumah tangga mereka untuk makan malam di luar.

 

"Terdapat perbedaan besar antar berbagai macam budaya di kawasan Asia Pasifik dan kebiasaan mereka dalam memberikan tip, dan selalu menarik untuk melihat bagaimana hal ini tercermin dalam penelitian tersebut. Juga merupakan hal menarik melihat konvergensi dari pertumbuhan konektivitas online dari konsumen kawasan Asia Pasifik dan hasrat mereka terhadap makanan, " ujar Georgette Tan, group head, Communications, Asia/Pacific, Middle East & Africa, MasterCard.

 

"Blog-blog tentang makanan memainkan peran yang semakin penting dalam dunia makanan di Asia, di mana hal ini mengajak baik penduduk lokal maupun turis untuk mencicipi makanan terbaik di masing-masing kota dan menempatkan restoran-restoran yang sebelumnya kurang dikenal dalam radar jangkauan, para pengunjung yang memiliki tech-savvy."

 

Mengunjungi fasilitas online untuk memeriksa promosi kartu kredit juga tetap populer, terutama di negara-negara seperti Singapura, Hongkong dan China 1 dari 2 responden melakukannya secara teratur.

Di Asia Pasifik, frekuensi dari kegiatan ini sedikit menurun menjadi rata-rata 1 dari 4 responden.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com