Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Perusahaan Investasi Emas Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 22/05/2013, 10:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan jual beli emas berbalut investasi berimbal hasil tetap (fixed income) terengah-engah. Pelemahan harga emas membuat mereka kesulitan membayar bonus tetap tiap bulan seperti yang dijanjikan.

Ibrahim, analis Harvest International Futures, berpendapat, perusahaan investasi emas yang menjanjikan return tetap sudah bisa dipastikan akan sulit membayar kewajiban ke nasabah. Perusahaan yang murni menjalankan sistem jual beli emas saja akan kesulitan menekan biaya operasional di tambang ketika harga turun seperti sekarang.

"Apalagi perusahaan yang menjanjikan return tetap. Itu tidak masuk akal," ujar dia.  

Itulah yang membuat satu per satu perusahaan sejenis ini bertumbangan hingga bermasalah dengan para nasabahnya, bahkan tidak sedikit hingga sampai ke polisi.

Yang terbaru, Selasa (21/5/2013) kemarin, ratusan nasabah PT Peresseia Mazekadwisapta Abadi (Primaz) melaporkan Budi Laksono, Komisaris Utama Primaz, ke Polda Metro Jaya atas kasus penipuan investasi emas. Langkah itu diambil setelah hampir sebulan nasabah tidak mendapatkan kejelasan mengenai nasib dana investasi di Primaz.

Manajemen mundur

Dewi, salah seorang nasabah Primaz, mengatakan, semenjak Primaz gagal bayar pada April 2013, Budi tidak punya iktikad baik untuk mengembalikan dana nasabah. Maka dari itu, nasabah melaporkan Budi ke polisi.

Direktur Operasional Primaz, Suwandi Ghazali, beberapa waktu lalu ketika dihubungi KONTAN mengaku telah mengundurkan diri dari Primaz. Kini, Suwandi sudah sulit dihubungi lagi.

Andreas, nasabah Primaz, mengatakan, ia telah menginvestasikan dana sebesar Rp 300 juta sejak setahun lalu. Sejak 18 April 2013, ia sudah tidak menerima bonus sebesar 2,5 persen tiap bulan seperti yang dijanjikan. "Kantor Primaz sudah tutup. Manajemen dan pemilik tidak jelas keberadaannya," kata Andreas.    

Sugianto, salah satu agen Primaz, ketika ditemui KONTAN akhir April lalu mengaku kesulitan menarik dana sebesar Rp 35 miliar milik 70 nasabahnya. Ia menduga, dana yang berhasil dihimpun Primaz sudah mencapai triliunan rupiah dengan jumlah agen yang berjumlah ratusan.    

Sebelumnya, beberapa kasus investasi emas telah terjadi. PT Trimas Mulia baru-baru ini mengaku kesulitan membayar bonus nasabah karena kesulitan keuangan. Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) bermasalah lantaran pemilik perusahaan, Michael Ong, kabur membawa dana nasabah.    

Setelah itu, PT Lautan Emas Mulia (LEM) digugat pailit oleh nasabah karena tidak sanggup membayar bonus nasabah. Manajemen PT Graha Arthamas Abadi (GAMA) juga dilaporkan nasabah ke ke polisi karena dianggap tidak beriktikad baik mengembalikan dana nasabah. Ada pula Asian Gold Concept (AGC) yang dipailitkan oleh nasabah lantaran gagal bayar. (Agus Triyono, Agung Jatmiko, Rizki Caturini/Kontan)

Ikuti artikel lainnya di Topik Waspada Investasi Bodong

Baca juga:
Ini Tips Investasi dari Orang Terkaya di Dunia
Bill Gates Kembali Jadi Orang Terkaya Sedunia
Ini Daftar Investasi Bodong yang Sudah Makan Korban
Bank Indonesia Borong Emas 933 Kg

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

    Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

    Work Smart
    Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

    Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

    Whats New
    Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

    Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

    Whats New
    Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

    Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

    Whats New
    OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

    OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

    Whats New
    Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

    Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

    Whats New
    LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

    LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

    Whats New
    Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

    Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

    Whats New
    Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

    Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

    Earn Smart
    Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

    Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

    Whats New
    Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

    Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

    Whats New
    Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

    Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

    Whats New
    Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

    Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

    Spend Smart
    Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

    Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

    Whats New
    Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

    Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com