Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bea Masuk Peralatan Kesehatan Diminta Dihapuskan

Kompas.com - 29/05/2013, 18:19 WIB
Dwi Bayu Radius

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com —  Pemerintah diminta menghapuskan bea masuk peralatan kesehatan yang diimpor. Peralatan yang mahal menjadi salah satu pemicu tingginya biaya kesehatan di Indonesia. Pengusaha tak keberatan regulasi untuk menekan biaya kesehatan ditetapkan jika bea masuk dapat diringankan.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Kesehatan Herkutanto, di Jakarta, Rabu (29/5/2013), mengatakan, peralatan kesehatan dengan bea masuk tergolong tinggi adalah produk-produk berteknologi canggih yang dihasilkan industri asing. Berbagai produk itu seperti peralatan anestesi, mesin rontgen, dan tempat tidur khusus.

Herkutanto mengatakan, investasi untuk peralatan-peralatan itu amat besar. Kondisi tersebut berdampak terhadap konsumen karena harus membayar biaya kesehatan yang tinggi. "Ketika masyarakat yang tak mampu membayar biaya operasi, mereka tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan. Padahal, masyarakat membayar pajak," tuturnya.

Menurut Herkutanto, jika bea masuk bisa dihapuskan, biaya kesehatan yang menggunakan peralatan impor dapat ditekan hingga 30 persen.

Jika kebijakan itu dijalankan, Herkutanto mendukung pelaksanaan audit agar rumah sakit tidak mengutamakan profit dan kesehatan masyarakat bisa diprioritaskan. Kadin tidak akan tinggal diam. Pasti diperlukan instrumen regulasi untuk menjamin langkah itu berlangsung dengan adil, katanya.

Seiring itu, pemerintah diminta memberikan insentif untuk industri produk kesehatan dalam negeri. Indonesia juga harus mampu menghasilkan produk kesehatan secara mandiri. Terjadinya penyelundupan alat pacu jantung belum lama ini menjadi indikasi bahwa produk kesehatan masih mahal.

"Masalahnya, kenapa alat itu diselundupkan karena memang dibutuhkan. Itu sudah tidak benar. Upaya untuk menghapus bea masuk harus lebih intensif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com