Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obligasi Global Pertamina dan MNC Terburuk di Asia

Kompas.com - 31/05/2013, 17:51 WIB

HONGKONG, KOMPAS.com — Obligasi berdenominasi dollar AS yang diterbitkan PT Pertamina (Persero) dan PT Bhakti Investama (MNC Investama) masing-masing menduduki peringkat terburuk pertama dan kedua yang diterbitkan oleh perusahaan di kawasan Asia.

Anjloknya harga surat utang Pertamina lantaran harga utang Pemerintah RI juga anjlok di posisi terdalam di antara surat utang dari negara-negara di kawasan Asia. Harga surat utang obligasi global Pertamina yang bertenor 30 tahun turun 92,6 sen kemarin. Sebagaimana data yang dikompilasi Bloomberg, Jumat (31/5/2013), harga tersebut lebih rendah 7,4 persen dari harga penjualan awal.

Penurunan tersebut adalah yang terbesar jika dibandingkan obligasi korporasi yang diterbitkan perusahaan-perusahaan di kawasan Asia, di luar Jepang. Berdasarkan indeks JPMorgan Chase & Co, obligasi yang diterbitkan perusahaan asal Indonesia telah turun 3,77 persen pada tahun ini, atau melampaui 14 negara lain di kawasan Asia.

Rata-rata imbal hasil obligasi berdenominasi dollar AS yang diterbitkan Indonesia juga mengalami kenaikan 4,97 persen pada pekan ini, atau tertinggi dalam jangka waktu sekitar satu tahun belakangan ini.

Seiring dengan itu, Standard Chartered Plc kemarin juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,2 persen, dari perkiraan sebelumnya 6,5 persen untuk tahun ini, lantaran kondisi perekonomian Indonesia yang dinilai kurang "nyaman" di tengah tekanan depresiasi rupiah, serta lambatnya keputusan penaikan harga BBM bersubsidi.

"Saat perekonomian Indonesia menghadapi tantangan, di sisi lain, obligasi Pertamina menawarkan valuasi yang menarik. Spread cukup lebar bagi investor yang mencari obligasi seperti ini," ujar Kaushik Rudra, Head of Credit Research Standard Chartered Singapura.

Setelah Pertamina, posisi kedua terburuk ditempati oleh obligasi global PT Bhakti Investama, perusahaan yang bergerak di bidang media dan operator telekomunikasi.

Di sisi lain, obligasi yang diterbitkan perusahaan India, Rolta India Ltd, tercatat yang terbaik karena harganya naik paling besar, yaitu 10,75 persen. Obligasi yang jatuh tempo pada 2018 itu mengalami kenaikan dari harga awal 99,527 sen dollar AS menjadi 103,5 sen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com